Beranda Berita Nasional Kejar Jadi Raja Kendaraan listrik Dunia, Pengguna Kendaraan Listrik Melonjak

Kejar Jadi Raja Kendaraan listrik Dunia, Pengguna Kendaraan Listrik Melonjak

170
0

NIKEL.CO.ID, 8 SEPTEMBER 2023 – Cita-cita Indonesia menjadi Raja Produsen Kendaraan Listrik (Electric Vehicle/EV) nomor satu dunia bakalan menjadi kenyataan. Hal ini terbukti dengan lonjakan pengguna kendaraan listrik semakin besar di tanah air. 

Menjadi raja produsen kendaraan listrik nomor 1 dunia merupakan keinginan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Seperti dikutip dari berbagai sumber, untuk dapat mewujudkannya maka dilakukan melalui percepatan ekosistem kendaraan listrik. Melalui ekosistem kendaraan listrik yang telah dibangun dari hulu ke hilir akan membuat Indonesia menjadi produsen kendaraan listrik nomor 1 di dunia.

“Dengan didukung oleh ekosistem kendaraan listrik dari dulu sampai hilir, kita harapkan negara kita, Indonesia, nanti betul-betul mampu merajai menjadi produsen dari kendaraan listrik,” kata Presiden Jokowi dalam peluncuran ekosistem kendaraan listrik di SPBU Pertamina MT Haryono, pada Februari lalu.

Menurutnya, ekosistem ini akan berjalan dengan baik, mulai dari pembuatan baterainya hingga terciptanya kendaraan listrik dalam negeri.

“Kita harapkan, nanti pabrik baterai listriknya segera bisa selesai dalam jumlah yang kapasitas besar. Kemudian kendaraannya yang disini sudah ada WIKA Gesit juga akan di tingkatkan lagi kapasitas produksinya,” kata Jokowi.

Untuk mengetahui mimpi Indonesia menjadi Raja Produsen Kendaraan Listrik nomor 1 dunia maka sudah sejauh manakah penggunaan kendaraan listrik oleh masyarakat di tanah air. 

Berikut, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri International Kemenperin, Eko S.A Cahyanto, memaparkan, terkait populasi kendaraan listrik, baik roda dua maupun roda empat, saat ini terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut data Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) Kemenperin pada tahun 2019 lalu baru ada 1.248 unit motor listrik saja, sedangkan mobil listrik hanya 85 unit.

Untuk tahun 2022, terdapat tambahan sepeda motor listrik yang memperoleh SRUT sebanyak 17.198 unit, dan mobil listrik sebanyak 8.592 unit.

Kemudian pada periode Januari-Juli 2023, jumlah sepeda motor dan mobil listrik yang memperoleh SRUT masing-masing telah mencapai 23.428 unit dan 6.855 unit.

“Secara akumulatif, terdapat 62.815 unit sepeda motor listrik yang mendapat SRUT hingga Juli 2023. Pada saat yang sama, ada 18.300 unit mobil listrik yang memperoleh SRUT,” papar Eko.

Untuk perincian lainnya, kendaraan listrik roda tiga yang memperoleh SRUT hingga Juli 2023 berjumlah 320 unit, bus listrik sebanyak 80 unit, dan mobil pick up listrik sebanyak 10 unit. Artinya, terdapat 81.525 unit kendaraan listrik yang memperoleh SRUT sampai Juli 2023.

Dia menuturkan, saat ini sudah ada 50 lebih pabrikan yang berinvestasi kendaraan listrik dengan nilai mencapai Rp3,28 triliun atau US$ 218 juta. Untuk tiga perusahaan mobil listrik dengan total kapasita produksi 29.000 unit per tahun dan investasi Rp 2,1 triliun.

Selanjutnya, sebanyak 48 perusahaan sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,42 juta unit per tahun dan investasi Rp 0,82 triliun, serta 5 perusahaan bus listrik dengan kapasitas produksi 2.480 unit per tahun dan investasi Rp 0,36 triliun.

Hal ini sesuai program ekosistem kendaraan listrik yang menargetkan kendaraan listrik roda dua dan tiga  mencapai 6 juta unit di tahun 2025.

Pemerintah berharap jumlah itu akan meningkat 12 juta unit tahun 2035 sehingga dapat menghemat penggunaan BBM sebesar 18,86 juta barrel atau sama dengan 6,9 juta ton Karbon Dioksida (CO2). 

Melihat data lonjakan penggunaan kendaraan listrik Indonesia, tentunya akan timbul persaingan dalam bisnis kendaraan listrik tersebut kedepannya. 

Hal ini seperti yang dikatakan Chief Operating Officer (COO) Hyundai Motors Indonesia, Franciscus Soerjopranoto, bahwa potensi pasar otomotif Indonesia, termasuk untuk mobil listrik, jelas masih sangat besar. Apalagi, terdapat fakta bahwa rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih rendah, yakni 100 unit per 1.000 orang.

“Indonesia kalah dari beberapa negara ASEAN dari segi kepemilikan kendaraan, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam,” kata Soerjo dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, Kamis (7/9/2023).

Dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sesuai amanat Perpres No. 55/2019 maka Hyundai menargetkan pangsa pasar mobil listriknya di Indonesia bisa mencapai 45% pada 2025 nanti.

Menurut pabrikan asal Korea Selatan ini, dia mengakui persaingan industri mobil listrik nasional semakin ketat. Ada banyak merek yang mulai berinisiatif menjual mobil listrik dengan harga yang murah di Tanah Air.

Hyundai akan bersaing dengan menciptakan penyediaan kendaraan listrik dengan teknologi, desain, dan performa terbaik sesuai kebutuhan masyarakat. 

Selain itu, dia juga mengembangkan fasilitas charging station yang akan memudahkan konsumen untuk mengisi ulang baterai mobil listriknya. Sekarang Hyundai sudah memiliki 200 charging station. “Kami turut menyediakan teknologi fast charging,” jelasnya.

Kembali ke Presiden Jokowi, terkait ekosistem kendaraan listrik, dia meminta bawahannya untuk menggandeng  negara lain. 

“Sehingga ekosistem kendaraan listrik benar-benar terbangun dan siap untuk berkompetisi dengan negara-negara lain,” ujarnya. (Shiddiq) 

Artikulli paraprakLuhut Tegaskan, Tutup Smelter Jika Tak Lakukan Hal Ini
Artikulli tjetërMerdeka Battery Kerja Sama dengan Korean Development Bank Dorong Pengembangan Baterai