
NIKEL.CO.ID, 8 SEPTEMBER 2023- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan akan menutup perusahaan pengembang fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) jika tidak memenuhi unsur lingkungan hidup. Unsur tersebut merupakan standarisasi smelter.
“Kami ingatkan mereka, jika mereka tidak mematuhi standar, standar internasional tentang lingkungan hidup, tutuplah industri itu,” ungkap Menko Luhut dikutip dari Bisnis.com, Jumat (8/9/2023).
Diketahui, Indonesia saat ini gencar dalam hilirisasi pertambangan baik sumber daya nikel, bauksit hingga tembaga.
Dalam kesempatan tersebut, Luhut mencontohkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan juga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tengah mengembangkan hilirisasi di dalam negeri sesuai dengan standar lingkungan dalam hal hilirisasi.
“Saya berjanjilah jika tidak mematuhinya (standar lingkungan), kami akan menutup industri ini. Faktanya memang untuk memenuhi standar lingkungan hanya butuh US$ 10 juta – US$ 2 miliar. Jika mereka tidak melakukannya, kami akan menutupnya,” tutur Luhut.
Senada dengan apa yang disampaikan Luhut, Sekretaris Umum Asosiasi penambang Nikel Indonesia Meidy Katrin Lengkey menerangkan isu terkait permasalahan Environmental, Social, and Governance (ESG) dapat mengganggu transisi energi di seluruh dunia. Untuk itu, penambangan dan pemurnian mineral ini harus dilakukan secara ramah lingkungan, realitas perubahan iklim dan pentingnya tindakan ESG bagi masyarakat dan investor.
“Indonesia, sebagai salah satu sumber utama mineral transisi energi, perlu merangkul dan mendorong praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta praktik tata kelola yang baik,” tuturnya, Rabu, (30/8/2023) lalu.
Dirinya juga menambahkan, kapasitas smelter nikel perlu dikendalikan. Hal tersebut demi menjaga keberlangsungan sumber daya dan cadangan nikel, iklim dunia usaha. Ini juga bertujuan untuk menjaga harga komoditas akibat kelebihan pasokan komoditas.
Untuk itu, terangnya, pemerintah harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan praktik keberlanjutan di industri.
“Khususnya melalui penerapan industri ESG. Oleh sebab itu, sebagai negara dengan cadangan dan sumber daya terbesar di dunia, produsen nikel terbesar di dunia, sudah saatnya Indonesia harga nikel indeks sebagai bagian dari kebangga Indonesia,” tutupnya. (Lili Handayani)