NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Shanghai Metals Market (SMM) telah merilis Indonesia Nickel Price Index (INPI) terbaru per 3 Februari 2025.
Berdasarkan data tersebut, harga bijih nikel 1,2% berada di kisaran US$20,5–US$23,8 per dmt, dengan rata-rata US$22,15, sementara bijih nikel 1,6% berkisar US$43,4–US$44,8 per dmt, dengan rata-rata US$44,1. Kedua kategori ini tidak mengalami perubahan harga dari periode sebelumnya.
Sementara itu, harga nickel pig iron (NPI) tetap di level US$112,5 per dmt, menunjukkan stabilitas dalam beberapa waktu terakhir.
Namun, tekanan harga terjadi pada produk hilir nikel. High grade nickel matte (HGNM) mengalami penurunan US$43, kini berada di harga US$12.672 per dmt, sementara mixed hydroxide precipitate (MHP) turun lebih dalam sebesar US$69, menjadi US$12.017 per dmt.
Di sisi lain, harga nikel global di London Metal Exchange (LME) tercatat berada di angka US$15.208 per dmt pada tanggal yang sama. Penurunan harga nikel ini masih disebabkan oleh kelebihan pasokan global, terutama dari Indonesia, yang terus meningkatkan produksi.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempertimbangkan pengurangan kuota penambangan bijih nikel. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong kenaikan harga nikel di dalam beberapa bulan ke depan. (Aninda)