Beranda Korporasi Tahun 2025 ini, Trinitan Targetkan Produksi 3.200 Ton MHP

Tahun 2025 ini, Trinitan Targetkan Produksi 3.200 Ton MHP

659
0
Tumpukan Katalis Bekas Berbasis Nikel (Nickel-Based Spent Catalyst). Teknologi STAL milik TGEM kini mampu mengekstraksi nikel dari limbah industri yang telah diproses, seperti katalis bekas berbasis nikel yang telah diproses. (Dok. STAL)
Tumpukan Katalis Bekas Berbasis Nikel (Nickel-Based Spent Catalyst). Teknologi STAL milik TGEM kini mampu mengekstraksi nikel dari limbah industri yang telah diproses, seperti katalis bekas berbasis nikel yang telah diproses. (Dok. STAL)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Trinitan Green Energy Metals (TGEM) menetapkan target strategis untuk memproduksi 3.200 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) pada 2025. Target ini sejalan dengan keberhasilan peningkatan kapasitas produksi TGEM di fasilitas Go STAL pada kuartal terakhir 2024. 

“Target pertumbuhan ini merupakan bukti komitmen TGEM dalam memenuhi permintaan global yang terus meningkat terhadap solusi nikel berkelanjutan,” ujar Kepala Pengembangan & Manajemen Proyek di TGEM, Rama A. Panjaitan, dalam siaran pers yang diterima nikel.co.id, Selasa, (16/1/2025). 

Rama menjelaskan, untuk mencapai target tersebut TGEM fokus melayani pasar ekspor utama, termasuk Korea dan Jepang, sambil terus menjajaki peluang di wilayah-wilayah dengan permintaan tinggi lainnya. TGEM juga terus menyempurnakan teknologi step temperature acid leach (STAL) miliknya dengan memperluas kemampuan untuk memproses berbagai jenis material. Kemajuan teknologi ini kini memungkinkan perusahaan untuk bukan hanya mengolah bijih laterit, tetapi juga limbah industri yang telah diproses, seperti katalis bekas yang telah diproses. 

“Peningkatan kemampuan ini menandai langkah signifikan menuju praktik ekonomi sirkular, yakni dengan memasukkan kembali limbah ke dalam proses produksi dan mengurangi dampak lingkungan secara signifikan,” jelasnya.

Kemajuan ini mencerminkan hasil penelitian dan pengembangan selama bertahun-tahun, juga memperkuat peran TGEM dalam memajukan teknologi ekstraksi nikel yang ramah lingkungan dan dikembangkan oleh orang Indonesia. 

“Dengan kemampuan yang ditingkatkan ini, kami memberikan kontribusi nyata terhadap produksi nikel yang berkelanjutan, mendukung tujuan dekarbonisasi global, dan memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk solusi nikel berkualitas tinggi,” ungkapnya sambil menambahkan bahwa hal tersebut menjadi sangat penting untuk pasar utama, seperti kawasan Barat, yang standar kualitas dan keberlanjutan yang ketat menjadi prioritas.

Sebagai bagian dari pertumbuhan strategisnya, TGEM secara aktif memperluas jejaknya di pasar Barat, kawasan dengan permintaan nikel Kelas 1 yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi terus meningkat. 

“TGEM berada pada posisi unik sebagai satu-satunya perusahaan yang mampu memenuhi persyaratan ketat pasar Barat. Teknologi STAL yang inovatif memastikan kami siap untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dari industri-industri yang mematuhi standar keberlanjutan dan produksi yang ketat,” tambahnya.

TGEM juga memperkuat hubungan dengan mitra-mitra di kawasan Barat untuk memastikan rantai pasok nikel yang bertanggung jawab secara lingkungan tetap dapat diandalkan. Produksi MHP TGEM, dengan kandungan nikel yang melebihi 50% dan jauh lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 30%-40%, memposisikan perusahaan sebagai pemasok utama untuk pasar Barat, yang menerapkan standar kualitas dan keberlanjutan yang ketat. 

Penerapan teknologi STAL TGEM, katanya lebih lanjut, sejalan dengan inisiatif zero waste kami dengan mengubah residu menjadi produk sampingan yang bernilai tambah. Inisiatif ini menghilangkan kebutuhan akan manajemen residu jangka panjang dan menawarkan alternatif ramah lingkungan dibandinkan metode produksi MHP high pressure acid leach (HPAL) yang biasa digunakan, yang telah dikritik karena menghasilkan tailing yang signifikan dan menimbulkan risiko lingkungan jangka panjang. Dengan menerapkan prinsip zero waste ini, TGEM membuka jalan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dalam produksi nikel,” tuturnya. (Lili/R)