NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah mengkaji pemangkasan produksi nikel dengan tujuan menjaga harga komoditas nikel stabil. PT Vale Indonesia Tbk. akan terus memegang komitmen terhadap rencana investasi yang telah direncanakan.
Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk., Febriany Eddy, memastikan hal itu. Namun, terkait rencana kebijakan tersebut, ia berharap pemerintah membuka ruang dialog dengan pelaku industri.
“Sekarang masa di mana kita harus berdialog, mencari solusi yang bisa win-win (menguntungkan) semua,” ungkap Febriany dikutip nikel.co.id, melalui youtube IDN Times, Kamis (16/1/2025).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemangkasan jumlah produksi bijih nikel pada 2025 ini. Direncanakan, jumlah produksi nikel tahun depan hanya 150 juta ton, menurun 44,85% dari 272 juta ton pada 2024.
“Dari total kebutuhan nikel, nanti bisa terlihat jumlah rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang dibutuhkan. Jangan sampai RKAB diberikan terlalu banyak, sementara penyerapan di industri tidak sesuai, yang pada akhirnya bisa membuat harga nikel menjadi murah,” tuturnya, beberapa waktu silam. (Lili Handayani)