NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) merilis Indonesia Nickel Price Index (INPI), Senin (24/3/2025).
Harga bijih nikel dengan kadar 1,2% berdasarkan penghitungan cost, insurance, and freight (CIF) yang tercatat dalam INPI menunjukan angka yang sama dari harga minggu lalu, yaitu US$25,5 hingga US$27,5 per ton. Harga rata-rata sebesar US$26,5.

Harga untuk bijih nikel dengan kadar 1,6% menggunakan CIF tercatat US$47,5-52 per ton. Rata rata harga US$49,5 per ton. Sebelumnya, harga di kadar 1,6% berada di harga US$46,5-US$51,5 per ton dengan rata rata harga US$49 per ton.
Untuk nickel pig iron (NPI) yang dihitung berdasarkan free on board (FOB), harga tercatat berada di kisaran US$122,6 per ton, dengan harga rata rata US$122,5 per ton. Harga NPI kali ini mengalami kenaikan positif sebesar 1,9% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Tercatat, harga sebelumnya di kisaran US$120,6 hingga US$120,6 per ton, dengan harga tengah US$120,6 per ton.

Berbeda dengan tiga jenis nikel di atas yang mengalami angka kenaikan meskipun tipis, nikel jenis high-grade nickel matte (FOB) menunjukkan penurunan harga, yaitu US$13,471 dengan harga rata rata US$13,471. Penurunan harga hingga -91 dari harga sebelumnya.
High-grade nickel matte dengan penghitungan FOB, pada minggu sebelumnya yaitu US$13,676 per ton. Harga tengah juga berada di level yang sama US$13,676.

Kemudian, untuk komoditas produk nikel yang terakhir ini, adalah mixed hydroxide precipitate (MHP) menggunakan penghitungan FOB yang tercatat mengalami penurunan di angka US$12,789 per ton dengan harga rata rata US$12,789. Harga ini menurun sebanyak -29 dari minggu sebelumnya.
Pekan lalu, MHP menggunakan penghitungan FOB tercatat mengalami kenaikan di angka US$12,830 per ton hingga US$12,830, dengan harga tengah tetap di angka yang sama US$12,830. (Lili Handayani).