NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Temu Profesi Tahunan (TPT) XXXIII dan Kongres XII Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) 2024 berlangsung pada 18–20 November 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta. Acara ini menjadi wadah berbagi ilmu, pengalaman, dan teknologi di bidang pertambangan, serta memperkuat jaringan antar-anggota.
Fokus utama kegiatan adalah mendorong transisi energi dan penerapan environment, social, and governance (ESG) di industri pertambangan, dengan manfaat meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian dengan menghadirkan berbagai sesi workshop dan diskusi.
Ketua Umum Perhapi, Rizal Kasli, yang masa jabatannya akan segera berakhir, menjelaskan rangkaian acara yang telah dimulai sejak hari ini, Senin (18/11/2024).
“Hari pertama ini kita ada workshop. Salah satunya yang tadi mungkin Anda lihat itu optimasi pertambangan dengan menggunakan software dari Micromind. Di situ dijelaskan bagaimana kita bisa mengoptimasi produksi, biaya, segala macam, sehingga lebih cost efficient,” ujarnya.
Ia juga menyoroti workshop lainnya yang fokus pada teknologi dan keamanan tambang.
“Kemudian di ruangan lain, kita ada workshop tentang bagaimana menggunakan business intelligence (BI) untuk mengolah data dan eksplorasi data. Dengan software ini, data dapat diolah menjadi dashboard untuk memberikan gambaran efisiensi dan kecepatan pengolahan data,” tambahnya.
Sesi lain yang tak kalah penting adalah workshop geostatistik modeling untuk geoteknik. Menurut Rizal, aspek geoteknik menjadi salah satu penentu keamanan tambang terbuka, melibatkan analisa kekuatan batuan, hidrologi, hingga dampak air tanah dan hujan.
“Hari ini tiga workshop ini kita lakukan serentak sekaligus,” ungkapnya.
Rangkaian acara berlanjut pada hari kedua dengan rapat pleno yang rencananya akan dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kami belum tahu apakah Pak Menteri akan hadir langsung atau diwakilkan karena beliau masih sibuk,” ujarnya.
Selain itu, akan ada presentasi dari para ahli pertambangan dalam lima sesi paralel yang membahas hasil penelitian, kajian, dan pengalaman di industri tambang.
“Kami berharap melalui acara ini, operasional pertambangan bisa lebih efisien, aman, memperhatikan keselamatan lingkungan, serta meningkatkan pendapatan negara,” pungkasnya. (Aninda)