NIKEL.CO.ID, 13 JULI 2023 — Kolaborasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan menjadi krusial untuk mempercepat transisi energi di Indonesia melalui beragam inisiatif strategis dan program. Apalagi, Indonesia telah berkomitmen mengurangi efek gas rumah kaca (GRK), baik dengan usaha sendiri, maupun dengan dukungan dunia internasional. Indonesia juga berkomitmen mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.
Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, saat membuka The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 di Tangerang, Banten, Rabu (12/7/2023). Acara Indonesia diselenggarakan di Indonesia Convention Expo (ICE) BSD, Tangerang, dari 12 hingga 14 Juli 2023.
Acara ini turut dihadiri oleh Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Dewan Penasihat Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Hilmi Panigoro, Direktur Utama PT PLN Persero, Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT Pertamina Persero, yang diwakili oleh Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina Persero, Alfian Nasution, Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto, dan Ketua Steering Committee Indonesia EBTKE Conex 2023, Eka Satria.
Saat ini, sambung Menteri Arifin Tasrif, inisiatif nasional dan global untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan sudah diimplementasikan untuk membantu Indonesia beralih ke energi bersih. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 31,89 % pada 2030 melalui upaya sendiri atau 43,2 % dengan dukungan internasional.
Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat. Sebagai langkah konkret pemenuhan komitmen tersebut, pada Februari 2023, Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia dibentuk di bawah Kementerian ESDM dengan dukungan dari Kemenko Marves untuk mendefinisikan program-program akselerasi transisi energi.
“Kementerian ESDM juga berkomitmen untuk memajukan ekonomi energi baru melalui peraturan. Contohnya, Permen ESDM No. 4 Tahun 2020 yang mengubah BPP based pricing ke ceiling price-based pricing yang memberikan ruang kesempatan kepada pengembang untuk menetapkan tarif sesuai dengan target bisnis,” katanya.
Indonesia, lanjutnya, juga berkomitmen untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru dan menetapkan pathways untuk mencapai target emisi sektor energi pada 2030 dalam skenario karbon rendah dari long-term strategy for low carbon and climate resilience 2050 (LTS-LCCR). Inovasi dan membangun sumber energi alternatif melalui proyek-proyek baru sambil berinvestasi dalam pengembangan teknologi baru menjadi langkah strategis mencapai target Indonesia dalam proyek transisi energi.
“Setiap orang di ruangan ini memainkan peranan penting dalam membentuk perjalanan bangsa. Hanya dengan bersama-sama kita akan mencapai tujuan tersebut, bukan hanya untuk mendekarbonisasi negara kita dan memenuhi janji-janji kita, tetapi juga untuk menciptakan pertumbuhan baru dalam ekonomi energi baru,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto, mengatakan, dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia dibutuhkan usaha terkoordinasi seluruh pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah, swasta, BUMN, akademisi, maupun organisasi masyarakat sipil.
Pemerintah memiliki peranan penting dalam mendorong implementasi dan penegakan kebijakan penting yang dapat membantu mempercepat transisi energi. Pembiayaan publik dan swasta harus segera dimobilisasi untuk diterapkan secara besar-besaran guna mengakselerasi pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
“METI menyediakan wadah untuk bertukar pikiran tentang isu-isu strategis yang akhirnya diharapkan dapat berkontribusi menyediakan solusi, advokasi, dan edukasi dalam rangka mengakselerasi pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” ucapnya.
Hari pertama The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 juga diisi dengan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) untuk proyek di bidang transisi energi, carbon removal & avoidance, kendaraan listrik, serta proyek pengembangan energi terbarukan.
Event tersebut juga diisi dengan sejumlah konferensi dengan topik umum mengenai transisi energi di kancah global dan Indonesia. Beberapa topik yang dibicarakan dalam konferensi adalah bagaimana tren pengembangan energi terbarukan di tingkat global, termasuk berbagai peluang dalam proyek energi terbarukan, maupun minat generasi muda terhadap isu ini.
Ketua Steering Committee Indonesia EBTKE ConEx 2023, Eka Satria, menjelaskan, pihaknya memiliki lebih dari 90 pembicara terkemuka untuk lebih dari 15 sesi dan topik transisi energi yang berbeda selama tiga hari penyelenggaraan kegiatan.
Reporter: Lili Handayani
Editor: Rusdi Dj.