Beranda Berita Nasional Dr. Christian Marston: Daur Ulang, Solusi Amankan Rantai Pasokan dan Ramah Lingkungan

Dr. Christian Marston: Daur Ulang, Solusi Amankan Rantai Pasokan dan Ramah Lingkungan

416
0
Dr. Christian Marston (Foto: MNI)

NIKEL.CO.ID, 7 JUNI 2030—Permintaan kendaraan berbasis listrik atau electric vehicle (EV) meningkat dengan cepat secara global, otomatis kebutuhan baterai EV pun naik, lantas produksi baterai turut meningkat tajam. Diperkirakan pemakaian baterai Li-ion akan naik hingga 500% pada 2030.

Peningkatan tersebut sebetulnya juga menimbulkan kekhawatiran. Bagaimana tidak, diperkirakan lebih dari 100 juta baterai EV akan dipensiunkan pada dekade mendatang karena masa pakainya selesai. Volumenya akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Transformasi dari mobil berbahan bakar fosil ke EV sesungguhnya merupakan hal positif bagi lingkungan dan mungkin juga bagi banyak kantong konsumen. Namun, mau tak mau peralihan tersebut juga merombak sistem transportasi dan memerlukan perencanaan sekaligus upaya-upaya baru untuk meningkatkan rantai pasokan baru.

Tantangan tersebut memunculkan peluang besar untuk meningkatkan rantai pasokan yang lebih stabil, lebih tangguh, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan daripada industri kendaraan berbahan bakar fosil dan mesin pembakaran internal (ICE). Daur ulang baterai adalah kunci untuk mengejar peluang itu.

Pakar pengolahan hasil tambang asal Inggris, Dr. Christian Marston, mengingatkan pentingnya mendaur ulang baterai EV yang sudah habis masa pakainya.

“Saat ini daur ulang merupakan solusi untuk mengamankan rantai pasokan dan berkelanjutan. Dengan daur ulang, emisi karbon akan berkurang secara signifikan. Artinya, lebih bersih untuk lingkungan dan mengurangi tempat untuk pembuangan limbah,” ujar Marston saat memaparkan presentasinya pada Training of Trainers 2023  Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), di Jakarta, Mei lalu.

Dengan daur ulang ini, katanya optimistis, ketergantungan terhadap pasokan bahan baku mentah yang digali dari alam akan terkurangi karena baterai-baterai bekas diolah dan dikelola kembali sehingga dapat digunakan lagi. Dengan melimpahnya baterai-baterai bekas, bahan baku untuk pembuatan baterai baru lebih aman dan ramah ESG.  

Chief Technology Officer Altelium Metals ini mengatakan, Indonesia mencanangkan target ambisius untuk mengadopsi EV. Ditargetkan 2,1 juta unit sepeda motor listrik dan 400.000 mobil listrik (20% dari jumlah mobil yang diproduksi) diperkirakan akan mengaspal pada 2025.

“Pemerintah berencana menghasilkan sekitar 140GW baterai pada 2030, mendekati produksi global 2020, menurut Centre for Strategic and International Studies (CSIS),” ucapnya.

Dua pertiga baterai yang dihasilkan itu, sambungnya, diperuntukkan bagi konsumsi dalam negeri dan diharapkan 2,2 juta unit mobil listrik berseliweran di jalan-jalan Indonesia pada akhir dekade. Bahkan, Gojek berencana pada 2030 semua armada mobil dan motornya adalah EV. (Rusdi)

Artikulli paraprakRamalan Devisit Cadangan Nikel Saprolit dan Urgensi Moratorium Smelter Saprolit
Artikulli tjetërINPI Kuatkan Bargaining Position Indonesia di Kancah Internasional