NIKEL.CO.ID – Dengan menguasai 25% cadangan nikel dunia, Indonesia berambisi menjadi produsen baterai lithium-ion terbesar di dunia. Hilirisasi bahan bakunya, yaitu nikel, terus digenjot. Begitu pula investasi untuk pembangunan pabriknya.
Deskripsi:
32% Kebutuhan Nikel Baterai Mobil Listrik Pada Tahun 2019-2030
Jenis Baterai Listrik
1. Lithium-ion (Li-ion)
Unsur logam litium dan kobalt sebagai elektroda
2. Nickel Metal Hydride (NiMH)
NiMH memanfaatkan nikel
Cadangan Biji Nikel Dunia 2019
- Madagaskar = 1,8%
- Kolombia = 0,5%
- Indonesia = 23,7%
- Australia = 21,5%
- Brazil = 12,4%
- Rusia = 8,8%
- Kuba = 5,4%
- Filipina = 4,2%
- Afrika Selatan = 3,2%
- Tiongkok = 3%
- Kanada = 2%
- Guatemala = 1,8%
- Negara Lain = 7,3%
Jenis Nickel
1. Nickel Laterite (Kadar Rendah)
Indonesia, Kuba, Filipina, dan Kaledoneia Baru
2. Nickel Sulphides (Kadar Tinggi)
Amerika Utara, Australia, China, Rusia, dan Greenland
Lima Smelter Teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) produksi bahan baku komponen baterai ditargetkan bertoperasi pada 2023. Saat ini Smelter HPAL baru ada 2 di dunia, Coral Bay, Filipina dan Moa Bay, Kuba.
Baterai lithium merupakan kunci pengembangan energi terbarukan secara masif, terutama pembangkit listrik tenaga surya.
Potensi Bahan Baku Baterai Listrik
- 11.887 Juta Ton
- 4.346 Juta Ton (cadangan)
- 930 Juta Ton (Total cadangan biji nikel kadar tinggi)
- 3,6 Juta Ton (Cadangan biji nikel kadar rendah)
Larangan Ekspor
1. Mulai 1 Januari 2020 Indonesia larang ekspor biji nikel
2. Membebaskan pajak dan bea masuk impor pembangunan smelter berkonten lokal sebesar 30%
Produksi Biji Nikel
- 2018 = 22,14 Juta Ton
- 2019 = 0,95 Juta Ton
- 2020 = 15,85 Juta Ton
Didominasi nickel pig iron (NPI) dan feronikel (FeNi)
30 SMELTER NIKEL BEROPERASI 2024
Progeres :
- 13 Smelter = 90%
- 9 Smelter = 30-90%
- 8 Smelter =
Sumber: RRI.co.id