NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia saat ini sedang berada di jalur yang tepat dalam hal industrialisasi, khususnya di sektor pertambangan dan pengolahan sumber daya alam. Keberhasilan Indonesia dalam mendorong industrialisasi yang berbasis pengolahan hasil tambang merupakan langkah yang sangat tepat, mengingat pentingnya sektor ini dalam mendukung perekonomian nasional.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Perhapi, Ir. Resvani, M.B.A., dalam pidato Pelantikan Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), di Jakarta, Kamis (23/1/2025).
“Hal yang penting dan harus didorong saat ini adalah industrialisasi yang tidak hanya dari sisi mainstream, seperti dari nikel yang dihasilkan feronikel kemudian diolah hingga menjadi stainless steel dan prekursor baterai. Kita harus berpikir bagaimana ekosistem industri bisa diwujudkan, yaitu tumbuhnya industri-industri yang bisa menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan dalam proses industrialisasi,” ungkapnya.
Namun, katanya mengingatkan, industrialisasi harus dilaksanakan secara komprehensif dan menghasilkan lebih dari sekadar bahan mentah, melainkan produk-produk akhir yang dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional. Dengan mengembangkan sektor hilir dari industri tambang, Indonesia dapat menambah nilai tambah bagi produk-produk yang dihasilkan dan membuka peluang pasar baru di bidang teknologi dan material industri.
Lebih lanjut, sarjana teknik pertambangan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menekankan pentingnya menjadikan industrialisasi sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan kemakmuran rakyat, sesuai dengan prinsip dalam Pasal 33 UUD 1945.
“Oleh karenanya, strategi industrialisasi yang utuh sangat tepat untuk dilakukan, baik dalam membantu membangun ketahanan di sektor pertahanan dan energi melalui pengembangan advanced materials untuk teknologi alutsista dan EBT, termasuk PLTN, serta membantu pertumbuhan GDP dan fiskal melalui pembangunan ekosistem industri, sehingga dapat menopang APBN, khususnya anggaran sektor pendidikan, penelitian, kesehatan, UMKM, dan sosial kemasyarakatan,” tegasnya.
Menurutnya, dengan kondisi geopolitik dan geoekonomi yang semakin kompleks, Indonesia perlu memperkuat ketahanan energi dan pertahanan dengan mengembangkan industri bahan baku canggih dan material teknologi. Hal ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendukung kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan global. (Aninda)