NIKEL.CO.ID, LISBON – Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, menjadi salah satu pembicara utama dalam pertemuan International Nickel Study Group (INSG) yang berlangsung di INSG Meetings Study Groups’ Headquarters, Lisbon, 23–24 September 2024.
Pada kesempatan tersebut, Meidy membahas tren dan prospek pasar nikel Indonesia, dengan fokus pada perkiraan produksi, penggunaan, serta dinamika penawaran dan permintaan nikel hingga 2025. Turut hadir dalam diskusi ini Ketua Umum (Ketum) APNI, Komjen Pol (Purn.) Drs. Nanan Soekarna.
Dalam sesi berjudul “Current Trends and Prospects for the Indonesian Nickel Market”, ia memaparkan pandangan terkait peningkatan produksi nikel di Indonesia yang diproyeksikan akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan global, terutama untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik (EV). Sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, diperkirakan Indonesia akan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan nikel global, terutama pada 2025.
“Permintaan nikel, khususnya dari sektor EV, akan terus meningkat, dan Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadi pemasok utama. Namun, tantangan terkait keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya harus terus diperhatikan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga membahas proyeksi penawaran dan permintaan nikel di pasar global, yang diprediksi akan seimbang hingga 2025. Hal ini didukung oleh peningkatan kapasitas produksi di Indonesia yang terus digenjot untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional.
Dilansir dari siaran pers yang diterima nikel.co.id, acara ini juga menghadirkan pembahasan dari Direktur Riset dan Statistik INSG, Ricardo Ferreira, yang memaparkan “Forecasts for Nickel Production and Usage for 2024/2025”. Selain itu, Head of Stainless Steel Raw Materials CRU, Panos Kotseras, memaparkan perkembangan di pasar baja tahan karat dunia, yang juga menjadi salah satu konsumen terbesar nikel. (Aninda)