NIKEL.CO.ID, JAKARTA- BASF mengumumkan bahwa perusahaannya tidak akan mengevaluasi lebih lanjut potensi investasi di kompleks pemurnian nikel-kobalt di Teluk Weda, Maluku Utara.
BASF dan Eramet, telah menandatangani perjanjian untuk bersama-sama menilai potensi proyek di tahun 2020 lalu. Kedua perusahaan ini merupakan grup pertambangan dan metalurgi global.
“Setelah melalui evaluasi menyeluruh, kami menyimpulkan bahwa kami tidak akan melaksanakan proyek pemurnian nikel-kobalt di Teluk Weda. Sejak dimulainya proyek ini, pasar nikel global telah berubah secara signifikan. Secara khusus, pilihan pasokan telah berkembang dan dengan itu ketersediaan nikel tingkat baterai BASF. Akibatnya, BASF tidak lagi melihat perlunya melakukan investasi besar untuk memastikan pasokan logam yang tangguh untuk bisnis bahan baterainya,” jelas Anggota Dewan Direktur Eksekutif BASF SE, Anup Kothari, dikutip nikel.co.id, Selasa (25/6/2024).
Perusahaan akan menghentikan semua kegiatan evaluasi dan negosiasi yang sedang berlangsung untuk proyek di Teluk Weda.
“Pasokan bahan baku penting yang aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan untuk produksi bahan aktif prekursor katoda, yang mungkin juga berasal dari Indonesia, tetap penting bagi pengembangan bisnis bahan baterai kami di masa depan,” kata Schönfelder, Presiden BASF. Divisi katalis, Dr. Daniel .
Bisnis bahan baterai BASF mengoperasikan tim sumber khusus, yang berfokus pada logam dan manajemen prekursor serta perdagangan dan telah mengembangkan jaringan mitra yang kuat untuk memastikan pasokan bahan mentah penting yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis bahan aktif katoda globalnya. (Lili Handayani)