Beranda Berita Nasional Investasi BKPM Rp800 Triliun Tahun 2021 Lampaui Target Rp900 Triliun

Investasi BKPM Rp800 Triliun Tahun 2021 Lampaui Target Rp900 Triliun

965
0

NIKEL.CO.ID, 5 Oktober 2022 – Direktur Hilirisasi Minerba Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Hasyim Daeng Barang mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan target realisasi investasi kepada BKPM tahun 2021 sebesar Rp898 triliun telah melampaui target sebesar Rp900 triliun. 

Hal itu disampaikan dalam acara seminar yang diadakan oleh Asosiasi Surveyor Minerba bekerjasama dengan PT Sigma Pratama Global yang bertema Masa Depan Nikel Indonesia “Menilik Potensi Investasi Dan Pengembangan Industri Nikel Indonesia”.

“Atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap BKPM untuk meningkatkan investasi Perlu kita ketahui bahwa target realisasi tahun 2021 dan nanti target kita realisasikan pada tahun 2022,” ucap Hasyim dalam acara seminar tersebut yang diikuti nikel.co.id di Gedung Semeru Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu 5 Oktober 2022.

Menurut Hasyim, pertama yang dia sampaikan bahwa Kementerian Investasi/BKPM memiliki target investasi tahun 2021 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintah sebesar Rp898 Triliun.

“Tetapi realisasi kita pada tahun (2021), kita melebihi target diangka Rp900 triliun sesuai dengan arahan Presiden,” ujarnya. 

Hasyim menjelaskan, untuk yang kedua dari BKPM telah melebihi target yang dicanangkan Presiden tahun 2021 sehingga pada tahun 2022 Presiden meminta untuk menargetkan dalam RPJM dari tahun 2020 hingga 2024 harus melebihi angka sebesar Rp968 persen menjadi Rp1200 Triliun.

“Kedua, karena di tahun  2021 kita sudah melebihi target maka presiden pun meminta kita untuk ditahun 2022 kita harus menargetkan yang tercantum dalam dokumen RPJMN 2020 sampai 2024 yang seharusnya pemerintah menarget hanya Rp 968 triliun, dia naik sekian 5 sampai dengan 10 persen. Tetapi presiden memerintahkan bahwa harus melebihi itu sampai 1200 triliun,” jelasnya. 

Hasyim menuturkan, investasi di sektor hilirisasi meningkat hampir tiga kali lipat dalam tiga tahun sejak tahun 2018 sampai 2021.

“Kita lihat tadinya di posisi sembilan, sekarang diposisi pertama sektor industri logam. Dia menggeser transportasi, listrik, gas, perumahan, dan industri makanan tahun 2021,” tuturnya.

Sementara Kementerian Perdagangan yang diwakili oleh Muhammad Sueb Sulaiman menyampaikan terkait perkembangan gugatan Uni Eropa terhadap Larangan Ekspor Bijih Nikel bahwa Indonesia dalam posisi yang positif.

“Perkembangan sampai saat ini sebenarnya kita dalam posisi positif bukan posisi yang negatif. Artinya harapan tetap ada, karena tentu dimana  Indonesia itu punya meningkatkan keuangan didalam hal daya saing,” ucap Sueb menjawab pertanyaan perserta seminar. 

Sueb menjelaskan, bahwa Presiden Jokowi sangat gencar untuk melarang ekspor bijih nikel dengan alasan untuk menghasilkan produk turunan menjadi barang jadi. Setelah itu baru di ekspor produk tersebut. Sehingga lebih bernilai ekonomis  dan menambah lapangan pekerjaan didalam negeri. 

“Kenapa Pak Jokowi sangat gencar, sudah kalau ekspor jangan! Karena tujuan itu, ini apa yang kita dapat nantinya ini? Kalau tidak seperti ini kita harus berani. Saya punya bahan baku ya tentu saya melarang ekspor (mineral nikel) saya berfikir bahwa harus di ekspor sudah jadi,” tukasnya. Shiddiq