NIKEL.CO.ID – Indonesia dianugerahi sumber daya nikel yang saat ini banyak diburu dunia untuk dijadikan komponen baterai lithium untuk kendaraan listrik.
Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, semakin banyak nikel yang digunakan, maka kepadatan energi akan semakin tinggi, sehingga semakin jauh jarak tempuhnya.
“Jadi, nikel ini akan menjadi komoditas yang sangat penting. Data Badan Geologi Amerika Serikat menyatakan cadangan nikel Indonesia paling besar,” paparnya dalam sambutan di Webinar Forum Geologi Nasional, Selasa (23/03/2021).
Meski cadangan nikel Indonesia besar, namun dirinya meyakini masih banyak peluang dari sisi geologi untuk meningkatkan cadangan nikel ini.
Berdasarkan data Badan Geologi status Juli 2020, sumber daya nikel Indonesia mencapai 11,9 miliar ton dan cadangan 4,35 miliar ton.
“Masih banyak lagi peluang dari sisi geologi untuk meningkatkan cadangan dari nikel ini,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia meminta Badan Geologi untuk terus mendorong eksplorasi demi meningkatkan cadangan nikel ini.
“Peran Badan Geologi untuk mineral nikel ini sangat penting untuk bagaimana bisa mendorong eksplorasi guna meningkatkan cadangan nikel,” pintanya.
Transisi energi dunia yang mengarah pada energi baru terbarukan (EBT) dan sebagai respons pada kebijakan iklim, maka penggunaan kendaraan listrik dunia akan terus meningkat. Artinya, permintaan pada nikel juga akan terus melonjak.
Dia mencontohkan Uni Eropa mulai tahun lalu menerapkan batas emisi kendaraan di 95 gram per kilo meter (km). Kondisi yang hampir sama juga dilakukan di China.
“Kebijakan-kebijakan seperti ini selain yang tadi mobil listrik, mungkin juga kebijakan untuk transisi kepada solar (energi matahari), gas bumi, tenaga angin, itu mendorong permintaan terhadap banyak sekali komoditas unggulan Indonesia,” jelasnya.
Sumber: CNBC Indonesia