NIKEL.CO.ID – Tujuh tenaga kerja asing di kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara, positif Covid-19. Seorang di antaranya bahkan meninggal. Pemerintah Kabupaten Konawe mengatakan belum mengetahui kasus positif dan meninggal ini.
Tujuh pekerja itu diketahui bekerja di daerah industri Morosi, Konawe. Seorang pekerja yang meninggal bekerja di industri smelter. Hal ini menambah banyak kasus positif Covid-19 di Sulawesi Tenggara (Sultra). Hingga Rabu (18/11/2020), terdapat total 5.827 kasus positif dan 91 orang meninggal. Sebanyak 1.239 orang masih dalam perawatan, sedangkan 4.497 orang sembuh.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Tenggara La Ode Rabiul Awal menyampaikan, tujuh orang ini masuk ke data tabulasi Covid-19 dalam beberapa waktu yang berbeda. Dua orang tercatat pada Sabtu pekan lalu, sedangkan lima orang lainnya terdata pada pekan ini.
”Semuanya tercatat di Konawe. Berdasarkan penelusuran kami, mereka bekerja di Morosi. Kalau melihat nama, semuanya adalah nama luar, seperti China. Namun, kami tidak memiliki dokumen untuk memastikan domisili tepatnya setiap orang tersebut,” tutur Rabiul, di Kendari, Sultra, Kamis (19/11).
Beberapa dari pekerja asing ini, tutur Rabiul, dirawat di sejumlah rumah sakit. Sebagian dari mereka juga menjalani karantina mandiri karena termasuk pasien tanpa gejala. Tiga orang sebelumnya diketahui dirawat di RSUD Bahteramas Kendari.
Kepala Bidang Pelayanan RSUD Bahteramas dr Alghazali Amirullah menjelaskan, tiga pekerja asal China ini masuk ke rumah sakit pada Jumat (13/11). Seorang terluka dan harus dioperasi, seorang tanpa gejala, dan seorang lainnya harus menjalani perawatan maksimal.
”Kondisi seorang yang menjalani perawatan terus turun. Pasien sesak dan pneumonia. Saturasi oksigennya hanya 50 persen. Setelah beberapa jam perawatan, kondisinya tidak tertolong dan akhirnya meninggal pada Jumat dini hari,” tutur Alghazali.
Setelah dipastikan meninggal, tambahnya, pihak rumah sakit lalu melakukan pemulasaran jenazah dengan protokol kesehatan. Namun, jenazah tidak dimakamkan di Kendari, tetapi diurus kedutaan dari negara yang bersangkutan. ”Setahu saya tidak dimakamkan di sini karena diambil alih kedubes. Kami hanya sampai pemulasaran,” katanya.