NIKEL.CO.ID – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan lonjakan laba besih pada akhir tahun 2020 sebesar 492% menjadi Rp 1,14 triliun, dibandingkan perolehan pada akhir tahun 2019 Rp 193,85 miliar.
Dalam paparan kinerja keuangannya, Senin (15/3), penjualan perseroan justru turun 16,33% menjadi Rp 27,37 triliun hingga akhir 2020, dibandingkan periode sama tahun 2019 senilai Rp 32,71 triliun.
Peningkatan laba bersih tersebut didukung penurunan beban pokok penjualan juga menjadi Rp 22,89 triliun atau turun 19,01% dari sebelumnya Rp 28,27 triliun. Alhasil laba kotor perseroan sebesar Rp 4,47 triliun atau naik 0,64% dari semula Rp 4,44 triliun.
Jumlah beban usaha perseroan sepanjang tahun 2020 juga turun 30,01% menjadi Rp 2,44 triliun, dibandingkan periode 31 Desember 2019 yang mencatatkan sejumlah Rp 3,49 triliun. Raihan ini diperoleh dari beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,91 triliun serta beban penjualan dan pemasar sejumlah Rp 533,06 miliar pada akhir tahun 2020.
Lebih lanjut, laba usaha perseroan sebesar Rp 2,03 triliun atau naik 112% dari akhir tahun 2019 yang mencatatkan sejumlah Rp 955,61 miliar. Sementara laba sebelum pajak penghasilan dicatatkan sebesar Rp 1,64 triliun atau naik 138% dari sebelumnya Rp 687,03 miliar Sedangkan total aset perseroan hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp 31,72 triliun, naik 5,08% dari 31 Desember 2019 yakni Rp 30,19 triliun.
Sedangkan liabilitas sebesar Rp 12,69 triliun, naik 5,21% dari semula Rp 12,06 triliun dan total ekuitas naik 4,99% menjadi Rp 19,03 triliun dari sebelumnya Rp 18,13 triliun.
Di sisi lain, perseroan memproyeksikan kinerja produksi maupun komoditas tumbuh positif pada 2021. Untuk jenis produk feronikel, pihaknya menargetkan volume produksi dan penjualan mencapai 26,000 ton nikel (TNi). Jumlah ini relatif stabil apabila dibandingkan dengan capaian produksi dan penjualan pada tahun 2020 lalu yakni masing-masing sebesar 25,970 TNi dan 26,163 TNi.
“Target produksi tersebut sejalan dengan optimalisasi yang perseroan lakukan pada produksi Feronikel Pomalaa di pabrik yang berlokasi di Sulawesi Tenggara,” jelas Sekretaris perusahaan Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko dalam keterangan resmi.
Untuk komoditas bijih nikel, Aneka Tambang menargetkan total produksi mencapai 8,44 juta wet metric ton (WMT). Peningkatan ini nantinya akan digunakan oleh perseroan sebagai bahan baku pabrik feronikel dan juga mendukung penjualan kepada pelanggan domestik.
Adapun, pihaknya menargetkan komoditas bijih nikel pada tahun ini dapat terjual sebanyak 6,71 wmt, atau naik 104% dibandingkan penjualan di tahun 2020 yaitu 3,30 juta wmt (unaudited). Membaiknya outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel dalam negeri menjadi sebab perseroan meningkatkan target penjualannya.
Kemudian, pada komoditas ketiga yakni emas, Aneka Tambang memproyeksikan produksi mencapai 1,37 ton emas yang akan dikontribusi dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung yaitu 18 ton. Untuk memuluskan rencana itu, perseroan berfokus pada pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri.
“Target tersebut meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi pada emas dan pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik yang terus naik.” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul “Laba Bersih Antam Melonjak 492% Menjadi Rp 1,14 Triliun“