
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Nickel Industries Ltd (ASX: NIC) tetap direkomendasikan sebagai saham “Buy” oleh Bell Potter Securities meskipun membukukan rugi bersih akibat penurunan nilai aset di tahun 2024. Perusahaan dinilai memiliki prospek pertumbuhan margin tinggi pada tahun 2025, ditopang oleh peningkatan produksi dan ekspansi proyek strategisnya.
Dalam laporan riset terbaru yang diterbitkan Bell Potter, analis David Coates menyebut target harga saham NIC dinaikkan dari sebelumnya kurs dollar Australia atau AU$1.39 menjadi AU$1.47 dalam jangka 12 bulan ke depan. Dengan harga saham saat ini di kisaran AU$0.76, potensi imbal hasil total yang diharapkan mencapai 98%, terdiri dari pertumbuhan modal sebesar 93% dan dividen sebesar 5%.

“Meskipun terdapat kejutan berupa penurunan nilai non-tunai sebesar kurs dollar Amerika atau US$236,6 juta terhadap aset lama HNI dan RNI, fundamental operasional NIC tetap kuat. Perusahaan mencatat arus kas operasional yang solid dan memiliki posisi yang baik untuk menjalankan ekspansi besar-besaran tahun ini,” ungkap David Coates, analis senior Bell Potter, sebagaimana dikutip laman Nickel Industries, ditulis, Selasa (29/4/2025).
Kerugian bersih sebesar US$189,8 juta pada tahun kalender 2024 terutama disebabkan oleh penurunan harga nikel dan margin operasi yang lebih rendah, yang berujung pada pengujian penurunan nilai aset. Namun secara operasional, NIC tetap mencatat EBITDA sebesar US$297 juta dan laba bersih (NPAT) dasar sebesar US$15 juta.
Dalam tahun yang sama, Nickel Industries menggelontorkan investasi sebesar US$750 juta untuk belanja modal dan akuisisi—mayoritasnya diarahkan ke proyek strategis Excelsior Nickel Cobalt (ENC)—dan tetap mampu mendistribusikan dividen sebesar AU$4,0 sen per saham.

Bell Potter memperkirakan tahun 2025 akan menjadi titik balik penting, dengan beberapa tonggak utama, termasuk pembayaran akhir untuk proyek ENC HPAL sebesar US$126,5 juta yang dijadwalkan pada Juli dan Oktober mendatang. Dengan cadangan kas sebesar US$222,5 juta dan arus kas operasional yang diproyeksikan meningkat, NIC diyakini dapat meningkatkan kapasitas produksi bijih nikel dari 9 juta ton per tahun menjadi 19 juta ton per tahun serta memulai produksi dari fasilitas ENC HPAL.
Bradley Watson, yang memberi otorisasi atas laporan ini, menambahkan bahwa valuasi berbasis net present value (NPV) perusahaan telah meningkat 6% meskipun terjadi revisi penurunan pada estimasi EPS untuk 2025 hingga 2027.
“NIC terus menunjukkan ketahanan dalam kondisi pasar nikel yang menantang dan memiliki posisi strategis untuk mencetak pertumbuhan berbasis margin tinggi di tahun 2025,” kata Watson.

Secara fundamental, Bell Potter memperkirakan laba bersih NIC akan melonjak dari US$122 juta di 2025 menjadi US$549 juta di 2027, sementara estimasi laba per saham (EPS) naik dari 4,6 sen menjadi 18,6 sen dalam periode yang sama. Rasio PER diperkirakan turun drastis dari 16,6x di 2025 menjadi hanya 4,1x pada 2027, mencerminkan potensi valuasi yang menarik. (Shiddiq)