
NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia terus menggenjot kebijakan hilirisasi komoditas, khususnya mineral dan batu bara, sebagai strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan, hilirisasi bukan hanya langkah ekonomis, tetapi juga upaya untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Hilirisasi adalah langkah yang tidak bisa dihindari jika kita ingin memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Bahlil sebagaimana dikutip laman ESDM, Kamis (30/1/2025).
Hilirisasi, katanya lebih lanjut, akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar, baik dalam menciptakan lapangan kerja maupun mempercepat perkembangan industri manufaktur berbasis sumber daya alam.
“Dengan hilirisasi, kita tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk bernilai tambah yang mampu memberikan keuntungan lebih besar bagi perekonomian nasional,” katanya.
Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu produsen utama mineral strategis dunia, kini memanfaatkan peluang besar untuk bekerja sama dengan India, mitra potensial dalam pengembangan hilirisasi, khususnya sektor batu bara dan mineral kritis, seperti nikel.
“Kerja sama di sektor hilirisasi nikel sangat strategis bagi kedua negara. Indonesia dapat menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik, sementara India berperan sebagai mitra utama dalam rantai pasok global,” ungkapnya.
India, sebagai salah satu negara dengan permintaan energi dan teknologi yang besar, memiliki kesempatan untuk berinvestasi dalam sektor hilirisasi mineral Indonesia, terutama nikel, yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
Menurutnya, kolaborasi ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga membuka peluang untuk transfer teknologi serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia.
“Kerja sama dengan India akan mempercepat pengembangan industri berbasis mineral dan energi di Indonesia. Ini adalah peluang emas bagi kita untuk mempercepat transformasi ekonomi serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global,” tuturnya.
Menteri ESDM juga optimistis bahwa melalui kebijakan hilirisasi yang konsisten, Indonesia dapat memperkuat perekonomiannya dalam jangka panjang. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, tetapi juga mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.
“Kebijakan hilirisasi yang tepat dan kerjasama internasional yang produktif akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional, serta memperkokoh hubungan ekonomi Indonesia dengan India,” tutupnya.
Dengan kemitraan yang semakin solid antara Indonesia dan India, sektor mineral dan energi diharapkan bisa tumbuh lebih pesat, membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di kedua negara. (Shiddiq)