NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menerima komitmen investasi besar dari ExxonMobil dengan total nilai hingga US$15 miliar atau sekitar Rp225 triliun. Komitmen ini mencakup dua sektor utama, yakni pengembangan teknologi carbon capture and storage (CCS) dan industri petrokimia.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam sesi doorstop usai penandatangan MOU Indonesia dengan ExxonMobil di Gedung Ali Wardhana, Jakarta, Rabu, (23/1/2025), mengatakan, investasi ini menjadi salah satu terobosan penting bagi Indonesia.
“ExxonMobil berencana menggelontorkan investasi besar untuk pengembangan infrastruktur CCS dan pabrik petrokimia di Tanah Air. Investasi ini akan dilaksanakan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan,” ujar pria yang menjabat sejak Juli 2018 ini.
Dari total komitmen tersebut, tahap awal investasi diperkirakan mencapai US$10 miliar, yang akan meningkat hingga US$15 miliar seiring penyelesaian proyek. Khusus untuk pabrik petrokimia, ExxonMobil memerlukan lahan sekitar 500 hektare dan telah menetapkan kriteria lokasi yang dekat dengan fasilitas CCS untuk memaksimalkan efisiensi operasional.
Susiwijono menekankan bahwa investasi sebesar ini akan membawa dampak positif, termasuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia lokal, dan membuka peluang kemitraan strategis dengan pelaku usaha dalam negeri.
“Proyek ini bukan hanya tentang nilai ekonominya, tetapi juga efek berganda yang dihasilkan, baik dari sisi teknologi, tenaga kerja, maupun dampak lingkungan,” tambahnya.
Dengan nilai investasi yang signifikan, proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi global di sektor industri strategis, sekaligus mempercepat langkah menuju ekonomi rendah karbon. (Aninda)