
NIKEL.CO.ID, BALI – Head of Sustainability Nickel Industries Limited, Muchtazar, mengungkapkan komitmen perusahaannya untuk terus mendorong keberlanjutan dan meningkatkan kontribusi ekonomi melalui operasional di Indonesia.
Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya langkah-langkah strategis yang telah dilakukan oleh Nickel Industries Limited di sektor nikel untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
“Kami tidak ingin berhenti di sini. Kami ingin melanjutkan apa yang telah kami lakukan sejauh ini. Kami ingin menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mitra kami dari Amerika yang telah beroperasi selama beberapa dekade, mampu melampaui target produksi. Dengan keberlanjutan sebagai fokus utama, kami berharap dapat berbuat lebih baik lagi,” ujar Muchtazar dalam forum ASEAN Mining Conference 2024 Bali, di The Meru Sanur Hotel, Bali, Selasa (19/11/2024).
Fokus operasional di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, menurutnya, Nickel Industries Limited memiliki aset utama di dua provinsi, yakni Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Operasional perusahaan mencakup 12 jalur produksi dan saat ini sedang mengembangkan generasi ketiga dari mixed hydroxide precipitate (MHP), yakni nikel kobal. Proyek ini ditargetkan menghasilkan lebih dari 70.000 ton setara nikel sulfat per tahun.
“Kami bekerja sama dengan Tsingshan di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Ini adalah upaya strategis untuk memastikan kelayakan ekonomi jangka panjang sekaligus mendorong keberlanjutan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang merupakan slah satu dampak signifikan dari operasional Nickel Industries Limited adalah kontribusi terhadap ekonomi lokal. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah Morowali telah mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa, mencapai 1.200% dalam dua dekade terakhir. Bahkan selama pandemi COVID-19, ketika ekonomi Indonesia terkontraksi 2,1%, wilayah ini tetap mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,9%.
“Kami mempekerjakan lebih dari 100.000 orang, termasuk vendor, di kawasan industri IWIP. Dampak ekonomi ini meluas hingga ke masyarakat lokal dan provinsi,” jelasnya.
Ia juga memaparkan, komitmen keberlanjutan untuk masa depan yang menekankan pentingnya keberlanjutan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Muchtazar juga mengakui bahwa persepsi global terhadap industri nikel sering kali tidak sepenuhnya positif. Namun, ia menegaskan bahwa Nickel Industries Limited berkomitmen untuk menjadi produsen yang berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Keuntungan ekonomi yang dihasilkan dari sektor nikel tidak hanya berdampak pada kami sebagai perusahaan, tetapi juga pada masyarakat sekitar dan generasi mendatang. Kami ingin memastikan bahwa manfaat ini dapat dirasakan secara luas,” tutupnya.
Dengan langkah strategis dan komitmen keberlanjutan, Nickel Industries Limited menunjukkan bahwa sektor nikel di Indonesia dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. (Shiddiq)