Beranda Juli 2024 Launching Simbara Nikel dan Timah, Ditjen Anggaran Kemenkeu: Tata Kelola Pertambangan akan...

Launching Simbara Nikel dan Timah, Ditjen Anggaran Kemenkeu: Tata Kelola Pertambangan akan Lebih Baik

1690
0
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Isa Rachmatarwata.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Isa Rachmatarwata.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Pemerintah resmi meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara) untuk komoditas timah dan nikel. Dengan kerja sama antar kementerian/lembaga, digitalisasi sektor mineral ini diyakini bisa memperbaiki tata kelola pertambangan untuk kedua mineral tersebut.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Isa Rachmatarwata menyampaikan acara ini dilatar belakangi oleh keinginan pemerintah dan juga oleh pelaku usaha untuk terus memperbaiki tata kelola perusahaan mineral dan batubara di Indonesia. 

“Secara Khusus acara ini bertujuan untuk memperkuat komitmen instansi-instansi pemerintah untuk terus bersinergi dan berkoordinasi di dalam menyelenggarakan pelayanan untuk pengusaha nikel dan timah di Indonesia,” ungkap Isa Rachmatarwata dalam kata sambutan peluncuran Simbara nikel dan timah di gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Senin (22/7/2024).

Yang kedua, terang dia, meningkatkan pemahaman dan komitmen pelaku usaha nikel dan timah untuk mengenali dan menjalankan proses bisnis, sistem dan tata kelola baru yang lebih transparan accountable dan fair.

Yang  ketiga, meningkatkan komitmen surveyor sebagai mitra pemerintah di dalam melakukan verifikasi teknis untuk mendukung sistem dan tata kelola baru untuk komoditas nikel dan timah.

Dan yang keempat, lanjut dia, untuk membangun secara terus menerus, berinovasi untuk terus memperbaiki, dan mereplikasi Simbara dan komoditas-komoditas lainnya.

Selain itu dirinya menyampaikan, sejak tahun 2020, kemenkeu berinisiasi, integrasi proses bisnis dan sistem diantara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam rangka pengawasan peningkatan pelayanan dan juga optimalisaisi penerimaan negara.

“Pada tahun 2022, kita melakukan launching Simbara, untuk pertama kalinya, pada waktu itu Simbara digunakan untuk menata usaha, menata kelolakan proses perusahaan batubara. Simbara kemudian menempuh perjalanan dan evolusi secara terus menerus kita melakukannya secara terencana, dan sistematis,” ujarnya.

Di tahap pertama, pada tahun 2021, integrasi difokuskan pada proses bisnis, penjualan, ekspor komoditas batubara yang melibatkan kementerian dari ESDM, kementerian perdagangan dan kementerian keuangan yang pada waktu itu adalah Layanan National Single Window (LNSW) direktorat jenderal bea dan cukai, dan juga direktorat jenderal anggaran.

Kemudian, di tahap ke dua, pada tahun 2022, setelah di launch, dilakukan penambahan integrasi proses bisnis untuk perijinan berlayar. Dari Kemenhub ada 38 pelabuhan, dan perluasan untuk penjualan batubara, di dalam negeri. 

“Dan di tahap ke tiga, di tahun 2023 kemarin, dilakukan integrasi penuh, seluruh 57 pelabuhan yang melayani, pengkapalan dan pelayaran minerba khususnya, dengan menghubungakan sistem Inaportnet, pada kementerian perhubungan dengan Simbara, dan selanjutnya pada tahun ini kita melakukan penambahan integrasi sistem simas di Kementerian Perindustrian untuk hilirisasi komoditas nikel dan timah, yang mencakup proses bisnis hilirisasi di smelter. ,” ujarnya.

Di tahun tahun yang akan datang, pemerinatah akan terus mengembangkan dan memperbaiki Simbara, termasuk untuk komoditas lainnya seperti bauksit, emas dan tembaga. 

Hingga saat ini, ujarnya, Simbara telah berhasil menyelaraskan 10 sistem independen yang tadinya tersebar di enam kementerian lembaga dan memberikan beberapa dampak positif.

“Yang pertama, kita sudah bisa mewujudkan layanan satu pintu melalui single data entry. Yang kedua, ketersediaan data minerba yang ada, ketiga pengawasan menjadi lebih terpadu, keempat implementasi Domestic Market Obligation (DMO) dan hilirisasi minerba menjadi lebih efektif, kelima pencegahan fraud, melalui risk profiling terus bisa ditingkatkan. Dan yang keenam pencegahan ilegal mining dan penghindaran pembayaran dan penyetoran hak hak negara dapat terus kita tingkatkan kualitasnya,” ujar dia.

Berkenaan dengan dampak tersebut, Simbara secara khusus dilaporkan telah memberikan pencapaian langsung dan signifikan untuk penerimaan negara antara lain, pencegahan atas modus ilegal mining senilai 3,47 triliun. 

Tambahan penerimaan negara yang bersumber dari data analitik dan juga risk profiling dari para pelaku usaha sebesar Rp2,53 triliun, dan penyelesaian piutang dari hasil penerapan outomatic blocking system yang juga merupakan bagian dari Simbara sebesar Rp1,1 triliun.

“Melanjutkan keberhasilan simbara untuk komoditas batubara. Hari ini kita akan mulai memperluas Simbara untuk komiditas nikel dan timah. Yang perannya semakin strategis, dalam mendukung perekonomian nasional maupun global. Sebagai catatan, Indonesia adalah salah satu produsen nikel dan timah terbesar di dunia. cadangan nikel Indonesia mencapai sekitar 21 juta ton. atau 24 persen dari total cadangan dunia,” terangnya.

Sementara, lanjutnya, cadangan timah dunia, termasuk peringkat kedua dunia dengan cadangan sebesar 800 ribu ton. Atau 23 persen dari cadangan dunia. Pada tahun 2023, volume produksi nikel Indonesia mencapai 1,8 juta metrik ton, menempati peringkat pertama di dunia, dengan kontribusi sebesar 50 persen dari total produksi nikel dunia atau global.

Adapun produksi timah, Indonesia sebesar 78 ribu ton menempati peringkat kedua dunia dengan kontribusi sebesar 22 persen, dari total produksi timah global. 

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan nikel dan timah yang lebih terintegrasi dari hulu ke hilir, direktorat jenderal anggaran bersama dengan lembaga nasional sucofindo, dan direktorat jenderal bea dan cukai, akan kembali bersinergi dengan ESDM, Kemendag, Kemenperin, Kemenhub dan juga Bank Indonesia (BI) untuk mengembangkan lebih lanjut sistem informasi mineral dan batubara antar kementerian dan lembaga.

“Dalam rangka sinergi antar kementerian ini, dorongan dan supervisi secara terus menerus dilakukan oleh kementerian koordinator dalam bidang kemaritiman, dan investasi dan juga juga oleh komisi pemberantasan korupsi,” jelasnya.

“Untuk itu semua, dalam kesempatan ini, kami selaku penanggung jawab pengembangan Simbara, dengan benar, dengan tulus mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi tingginya kepada seluruh kementerian yang telah bersinergi dan akan terus bersinergi untuk mengembangkan Simbara,” tukasnya. (Lili Handayani)