NIKEL.CO.ID, 19 Agustus 2022—Harga nikel kembali melemah pada perdagangan hari ini, melalui London Metal Exchange (LME) pada Jumat (19/8/2022) pukul 15.37 WIB US$ 21.825 per ton. Jika dibandingkan dengan penutupan kemarin, harga tersebut lebih rendah yang tercatat di angka US$22.745 per ton.
Harga nikel yang melemah disebabkan tertekan oleh proyeksi kenaikan suku bunga dunia yang agresif akan terus berlanjut meningkatkan risiko resesi global. Bahkan logam dasar LME dan SHFE sebagian besar ditutup dengan kerugian setelah indeks dolar AS naik tajam di sesi perdagangan AS, dan naik di atas 107.
Selain itu, sejumlah pejabat Fed AS terus menyampaikan pidato hawkish, dengan “King Hawk” Bullard mengatakan dia masih cenderung menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan September lantaran ekonomi AS belum melewati lonjakan inflasi terburuk.
Dari sisi makro, pejabat Fed AS menekankan perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut, dan indeks dolar AS melonjak ke level tertinggi satu bulan. Selain itu, jumlah klaim pengangguran awal AS turun minggu lalu, dan Indeks Manufaktur Fed Philadelphia di AS naik tajam pada Agustus, yang semuanya menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja memuaskan.
Saat ini, pasar telah mencapai konsensus bahwa Fed AS akan terus menaikkan suku bunga, tetapi ada kontroversi tentang kisaran tersebut. Fokus jangka pendek mungkin beralih ke pertemuan tahunan Fed.
Indeks dolar AS naik tajam di atas 107 poin dalam sesi perdagangan AS. Sementara indeks manufaktur Philadelphia Fed naik secara tak terduga pada Agustus untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, tetapi prospek untuk masa depan tetap lemah. Gas berjangka Eropa ditutup pada rekor tertinggi kemarin karena ketatnya
Kondisi di Eropa, impor energi ke UE dari Rusia mengalami penurunaan tahun ini karena harga komoditas yang lebih tinggi, termasuk minyak. Australia sedang mempertimbangkan untuk memotong ekspor gas untuk mengisi kekurangan energi domestik.
Di sisi penawaran, premi nikel murni berada dalam tren menurun di tengah permintaan yang buruk, dan rasio harga SHFE/LME menyempit. Adapun NPI, menurut beberapa berita pasar, ada banyak pertanyaan harga rendah baru-baru ini. Dan harga penerimaan NPI oleh pabrik baja terus turun di tengah pasar baja tahan karat yang lesu, memberikan tekanan besar pada harga NPI.
Dari sisi permintaan, menurut riset SMM, saat ini cold-rolled stainless steel Indonesia terus mengalir ke China. Dalam hal paduan, permintaan yang kaku dari sektor militer masih ada, tetapi pesanan paduan sipil kurang dari yang diharapkan. Selain itu, output beberapa pabrikan di selatan tidak bisa mencapai harapan karena penjatahan listrik. Ringkasnya, harga nikel kurang mendapat dukungan dari fundamental di tengah permintaan yang buruk dan persediaan yang meningkat.
Di sisi lain, Shanghai meginformasikan bahwa sejak Maret 2022 ketika harga nikel LME terganggu parah di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, inventaris LME menjadi pusat perhatian. Pada dasarnya, harga nikel LME tergantung pada jumlah, pemindahan dan distribusi stok di gudang waran LME dan gudang di luar waran.
Dilaporkan bahwa LME telah melarang dua gudangnya di bawah surat perintah (di Liverpool dan Hull) mengekspor nikel Rusia sejak 20 Juli. Bagaimana pengaruhnya terhadap harga nikel?
Menurut statistik stok rata-rata nikel antara tahun 2020 dan 2022, persediaan nikel LME di Eropa menyumbang 31% dari total, sementara persediaan nikel murni LME di Asia dan Amerika Utara masing-masing menyumbang sekitar 68% dan 1%. Secara khusus, stok nikel LME di Asia relatif merata, dengan gudang terbesar di Singapura, Johor dan Kaohsiung, masing-masing mencapai 32%, 23% dan 21% dari total. Sebaliknya, persediaan nikel murni LME di Eropa relatif terkonsentrasi.
Gudang Rotterdam membanggakan inventaris terbesar, yang menyumbang 76% dari jumlah total di Eropa, diikuti oleh gudang Vlissingen dengan 10%. Perlu ditunjukkan bahwa stok nikel murni di Liverpool hanya menyumbang 5% dari total persediaan LME, dan angka itu adalah 0% di Hull. Selain itu, diketahui bahwa saat ini tidak ada stok nikel Rusia di dua gudang yang disebutkan di atas.
Jadi, cepat atau lambat menurut statistik yang relevan, stok nikel murni semuanya turun dengan cepat di gudang-gudang di Asia, Eropa dan Amerika sejak akhir tahun 2021. Saat ini, laju pertumbuhan pasokan nikel murni lebih lambat dari permintaan. Oleh karena itu, jika ada larangan substantif terhadap nikel Rusia, harga nikel dapat meningkat lebih lanjut. (Fia/Editor:Syarif)