

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Harga komoditas nikel di pasar internasional menunjukkan pergerakan yang bervariasi berdasarkan laporan terbaru Shanghai Metals Market (SMM) dan data perdagangan dalam negeri yang dirilis oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dalam Indonesia Nickel Price Index (INPI). Di tengah fluktuasi global, Indonesia tetap menjadi pemain kunci dalam rantai pasok nikel dunia.
APNI, dalam laporan resmi INPI yang dirilis pada pekan pertama Mei 2025, mencatat aktivitas perdagangan komoditas nikel di dalam negeri masih cukup aktif, meskipun pasar global menunjukkan ketidakpastian. Menurut APNI, data tersebut menjadi acuan penting bagi pelaku industri nasional dalam merespons dinamika harga internasional dan kebijakan hilirisasi pemerintah.

Di pasar global, harga nickel ore kadar 1,6% (CIF) mengalami kenaikan sebesar US$ 1,1 per metrik ton (mt), dengan kisaran harga US$ 52,6–54,6 dan rata-rata US$ 53,6/mt. Kenaikan ini mengindikasikan adanya permintaan yang cukup kuat, terutama dari sektor manufaktur baterai kendaraan listrik.
Sebaliknya, harga nickel ore kadar 1,2% (CIF) tercatat stabil di angka US$ 24/mt. Sementara itu, beberapa produk olahan justru mengalami penurunan harga. Nickel Pig Iron (FOB) turun sebesar US$ 0,6 menjadi US$ 116/mt, sedangkan High-Grade Nickel Matte mengalami koreksi signifikan sebesar US$ 17 dan kini berada di level US$ 13.316/mt. Harga Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) juga turun sebesar US$ 7 menjadi US$ 12.649/mt (FOB).

Fluktuasi harga ini menunjukkan dinamika permintaan yang terus berubah, terutama dari sektor kendaraan listrik dan industri baja tahan karat.
Hal ini penting bagi pelaku industri nikel nasional untuk terus memantau perkembangan pasar global dan memperkuat kolaborasi antar pelaku hulu-hilir. INPI terus mendorong transparansi harga dan efisiensi dalam perdagangan domestik, agar Indonesia mendapatkan nilai maksimal dari sumber daya strategis ini.

Dengan komitmen hilirisasi yang terus dijalankan pemerintah dan peningkatan daya saing industri nikel nasional, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk mengoptimalkan potensi ekonominya di tengah perubahan pasar global. (Shiddiq)