Beranda Berita Nasional Smelter “Merah Putih” Ceria Masuki Tahap Akhir, segera Produksi Feronikel Rendah Karbon

Smelter “Merah Putih” Ceria Masuki Tahap Akhir, segera Produksi Feronikel Rendah Karbon

748
0
https://www.apni.or.id/pendaftaranTTM

NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Smelter “Merah Putih” Ceria yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) ditargetkan segera memproduksi feronikel (FeNi) pertamanya dalam waktu dekat. 

General Manager RKEF Operation Readiness Ceria Group, Roimon Barus, menyampaikan bahwa proses hot commissioning telah dimulai 23 Februari 2025. Tahapan ini diawali dengan pengumpanan bijih nikel ke sistem dryer dan dilanjutkan dengan pemanasan tanur listrik (furnace heating up).

https://www.argusmedia.com/en/events/conferences/nickel-indonesia-conference

“Seluruh unit electric furnace telah aktif menggunakan pasokan listrik sejak awal April 2025. Kami optimistis produksi komersial FeNi pertama akan segera terealisasi dalam waktu dekat,” jelas Roimon, dikutip melelaui keterangan pers yang diterima nikel.co.id, Rabu (9/4/2025).

Smelter ini menggunakan teknologi mutakhir RKEF berkapasitas 72 MVA yang tidak hanya dirancang untuk efisiensi tinggi dalam proses produksi, tetapi juga untuk memenuhi standar ketat environmental, social, and governance (ESG). 

https://gjb.chinania.org.cn/2025Jakarta/indexen.html#zxbm

Teknologi rectangular electric furnace (tanur persegi panjang) yang digunakan memiliki keunggulan dalam efisiensi energi karena mampu menahan panas lebih lama, mengoptimalkan pembakaran bahan bakar, dan menekan konsumsi energi listrik per ton produk. Desain ini turut meminimalisasi emisi gas buang yang mendukung prinsip environmental responsibility.

Untuk memastikan pengelolaan lingkungan yang optimal, fasilitas smelter juga dilengkapi dengan sistem dust collector, waste management, serta perangkat pemantau emisi digital dan real-time. 

https://cobaltcongressregistration.org/

Seluruh kebutuhan energi listrik Smelter “Merah Putih” dipasok oleh PLN UID Sulselrabar dan telah mengantongi Renewable Energy Certificate (REC), sehingga dipastikan penggunaan energi hijau yang mendukung target dekarbonisasi nasional.

“Dengan pemanfaatan energi terbarukan, produk nikel Ceria akan memiliki jejak karbon yang minimal. Ini adalah langkah nyata mendukung terciptanya industri nikel yang berkelanjutan di Indonesia,” tambah Roimon.

Komitmen terhadap prinsip ESG juga diterapkan secara menyeluruh di area pertambangan nikel Ceria di Wolo, Kolaka. Perusahaan secara konsisten mengedepankan prinsip Good Mining Practice, yang mencakup pengelolaan lingkungan, pemberdayaan sosial, serta tata kelola perusahaan yang baik.

Dalam aspek lingkungan, Ceria melaksanakan pengelolaan reklamasi dan revegetasi lahan secara berkelanjutan, pengendalian erosi dan sedimentasi, serta pelestarian kawasan lindung. Sistem manajemen air terpadu juga diterapkan untuk menjaga kualitas air lingkungan.

Pada aspek sosial, Ceria memprioritaskan pemberdayaan tenaga kerja lokal, pengembangan UMKM, serta pelaksanaan program pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. 

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdygvPuU52K95cfkwb4Vs-KbOrszjMzNM9cVN_ihoYbwMa1QA/viewform?pli=1

Sementara dari sisi tata kelola (governance), perusahaan menjalankan operasional yang patuh pada regulasi, memperkuat sistem pengawasan internal, serta menjunjung tinggi transparansi, khususnya dalam pelaporan aspek lingkungan dan sosial.

“Sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Proyek Strategis Nasional (PSN), dan Objek Vital Nasional (Obvitnas), Ceria berkomitmen membangun ekosistem industri nikel yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, dari hulu hingga ke hilir,” tegas Roimon.

Ke depan, Ceria menargetkan pembangunan total empat jalur produksi RKEF dengan kapasitas produksi hingga 252.800 ton FeNi per tahun, setara dengan 55.600 ton logam nikel. 

Selain itu, pengembangan fasilitas Nickel Matte Converter, Nickel Sulphate, dan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) juga tengah dirancang guna memperkuat posisi Ceria dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV battery supply chain).

Roimon menambahkan, dengan penerapan teknologi modern dan operasional berbasis ESG, Smelter ‘Merah Putih’ diproyeksikan tak hanya memproduksi Ferronickel berkualitas tinggi, tetapi juga green nickel product yang unggul dalam aspek keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Produk FeNi dari Smelter Ceria akan memiliki low carbon footprint, karena didukung pemanfaatan energi terbarukan dari sumber energi bersih dan hijau, efisiensi teknologi pada tanur, serta pengelolaan emisi dan limbah yang ketat sesuai standar global. 

Hal ini menjadikan produk nikel Ceria semakin kompetitif di pasar internasional, khususnya untuk mendukung kebutuhan rantai pasok industri kendaraan listrik dan energi bersih dunia.

“Dengan seluruh standar dan teknologi ini, Ceria siap menghasilkan green nickel product yang ramah lingkungan, mendukung ekonomi hijau, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama industri nikel berkelanjutan berbasis ESG dan Good Mining Practice di dunia,” pungkas Roimon. (Lili Handayani)

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdygvPuU52K95cfkwb4Vs-KbOrszjMzNM9cVN_ihoYbwMa1QA/viewform?pli=1