NIKEL.CO.ID, BALI – Dalam rangkaian acara Coal Trans Asia 2024, sesi bertajuk “Women in Mining and Energy” digelar pada Selasa (10/9/2024). Sesi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai tantangan yang dihadapi oleh perempuan di sektor tambang dan energi di wilayah Asia Tenggara. Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, mengungkapkan bahwa bekerja di industri yang didominasi oleh laki-laki bukanlah hal yang mudah. “Terkadang memang sulit. Namun, jika bekerja dengan passion, keinginan Anda akan tercapai.” Meidy menekankan bahwa bekerja di tambang bagi perempuan memiliki tantangan tersendiri. “Ketika Anda menempatkan perempuan di lokasi tambang, jangan perlakukan mereka dengan spesial. Berikan saja kesadaran, tidak hanya di tambang, tetapi juga di posisi lain,” tambahnya. Direktur Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan PT Sinarmas Mining, Retno Nartani, menyatakan bahwa dirinya tidak pernah meminta perlakuan khusus sebagai seorang perempuan di tempat kerja. “Perlakukan saya sama dengan pegawai laki-laki lainnya,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan nilai tambah yang dapat diberikan oleh perempuan dalam perusahaan. “Yang harus kita tanyakan ketika perusahaan merekrut kita sebagai perempuan adalah, apa nilai tambah yang bisa kita berikan.” Bagi Retno, bekerja di tambang adalah sebuah panggilan. “Mungkin sudah ada dalam darah saya,” ujarnya. Ia pun berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana dirinya kerap merasa iri dengan orang tua yang bisa berfoto bersama anak-anaknya. “Tapi pekerjaan pertama saya memiliki area perumahan yang dekat dengan tambang. Jadi anak-anak bisa sekolah sampai SD,” kenangnya. Senior Manager Pengembangan Sumber Daya Manusia PT Agincourt Resources, Sandra Makadada, menggambarkan realitas bekerja di site tambang yang berat. “Dapat dibayangkan ketika kita 3 bulan di site dan 2 minggu di rumah,” kata Sandra yang juga pernah menjadi wanita pertama yang direkrut oleh salah satu perusahaan tempatnya bekerja. Ia menekankan bahwa tidak semua wanita bisa bekerja seperti itu, bekerja dekat dengan roaster. Sesi ini menggarisbawahi pentingnya dukungan dan kesadaran untuk menciptakan lingkungan kerja yang setara dan inklusif bagi perempuan di industri tambang dan energi. Meski tantangannya besar, para panelis menunjukkan bahwa dengan tekad dan passion, perempuan dapat mencapai kesuksesan di sektor ini. (Aninda)
Beranda Berita International Kesetaraan Gender dalam Industri Tambang dan Energi: Tantangan dan Harapan