NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Huayou Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendukung keberlanjutan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan penerapan Environment, Social, and Governance (ESG) dari persiapan bijih nikel di hulu hingga pengolahan dan pemrosesan bijih nikel di lini tengah. Perusahaan pengolahan dan pemrosesan nikel ini merupakan bagian dari integrasi industri dan operasi internasional Zhejiang Huayou Cobalt.
Chief Representative Huayou Indonesia, Marvel Hu mengatakan, perusahaan telah menerapkan praktik ESG dengan mendesain serta membangun pabrik hijau berteknologi tinggi yang mampu menghemat konsumsi energi listrik secara signifikan.
Dia menyebut, penghematan energi listrik ini diwujudkan dengan pemanfaatan slurry pipe (pipa slurry) di setiap proses distribusi bijih nikel dari tambang ke pabrik dengan panjang pipa hingga 65 kilometer, yang diklaim memiliki emisi karbon yang lebih rendah dibanding metode distribusi yang konvensional, yaitu truk hauling.
“Selaras dengan upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon, kami juga menerapkan layout pabrik yang memanfaatkan keuntungan topografis, yaitu gaya gravitasi dengan mendesain pabrik di dataran tinggi yang kemudian produksinya disalurkan ke pabrik pemrosesan lini tengah di dataran rendah, dengan memanfaatkan teknologi pemrosesan yang paling mutakhir,” kata Marvel dilansir melalui IDXchannel, Kamis (15/8/2024).
Selain mendirikan pabrik ramah lingkungan, Marvel menambahkan, Huayou Indonesia turut serta untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan ekonomi lokal. Dia mengklaim, perusahaan terus berpartisipasi menjadi bagian dari komunitas melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Asosiasi Pengusaha di sekitar area pabrik.
Menurutnya, Huayou Indonesia menjaring tim hubungan masyarakat yang berisikan talenta-talenta lokal. Dengan begitu, perusahaan memiliki komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat dan menjadikan hubungan masyarakat dengan perusahaan berkesinambungan.
“Sejalan dengan prinsip investasi kami, yaitu ‘Di manapun kita berinvestasi, kita harus berkontribusi terhadap perekonomian lokal dan masyarakat,’ maka melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kami juga membantu memberdayakan masyarakat di Konawe, Sulawesi Tenggara untuk membangun rantai usaha perkebunan.
Selain terbukanya lapangan usaha bagi masyarakat setempat, perusahaan juga mendapatkan pasokan sayuran dalam jangka panjang,” ujar Marvel.
Di sisi lain, perusahaan telah melaksanakan program penanaman mangrove di sekitar area proyek. Rencananya, perusahaan akan menanam sekitar 11 hektare hutan mangrove yang diharapkan dapat berkontribusi pada kelestarian lingkungan komunitas setempat.
“Ke depannya, kita akan membangun standar ESG yang lebih tinggi di Indonesia dengan secara terus menerus melakukan praktik Research and Development untuk menurunkan karbon emisi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk Net Zero Emission pada 2050,” kata Marvel. (Lili Handayani)