NIKEL.CO.ID, DARING – Industri nikel Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan signifikan, dipengaruhi oleh persetujuan regulasi dan kemitraan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi permintaan global, terutama didorong oleh revolusi kendaraan listrik (EV).
Menurut Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia, Meidy Katrin Lengkey, Hyundai dan BYD akan melakukan groundbreaking pada Juli 2024. Hal itu disampaikannya dalam webinar “ESG Requirements For Indonesian Nickel And Cobalt Producers” pada 18 April 2024.
Adapun terkait Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), hingga Mei 2024, jumlah total RKAB yang telah diterbitkan hingga Mei 2024 adalah sebesar 217.631.814 wmt dan disetujui untuk 92 perusahaan tambang nikel dari 351 permohonan perusahaan tambang nikel yang mengajukan permohonan.
Diperkirakan bahwa semua persetujuan RKAB untuk tahun 2024 akan selesai pada Juni 2024, memfasilitasi operasi yang lebih lancar dan memberikan kejelasan bagi para pemangku kepentingan dalam industri ini. Jadwal ini menegaskan komitmen Indonesia untuk menjaga transparansi dan efisiensi regulasi di sektor pertambangan.
Produsen nikel utama di Indonesia terkait dengan China, salah satunya PT Huayue Nickel Cobalt yang memiliki power 40 (MW) dengan empat line dan kapasitas produksi 70.000 (Ni content).
Hal yang kerap ditanyakan terkait dengan environment, social, governance (ESG) adalah penggundulan hutan, Meidy menjawab dengan bijak bahwa untuk meminimalkan dampak ini, pemerintah telah mengambil langkah-langkah mewajibkan perusahaan pertambangan untuk memperoleh izin lingkungan sebelum memulai operasi, dan memantau operasi pertambangan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan hidup.
Usaha lainnya yang bisa dilakukan adalah berkolaborasi dengan perusahaan pertambangan untuk mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik terbaik dalam perlindungan lingkungan, dan memberikan bantuan keuangan kepada perusahaan pertambangan untuk mendukung implementasi langkah-langkah perlindungan lingkungan.
Selain itu, penelitian dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga ESG internasional untuk mencari tahu penilaian ESG terbaik yang sesuai dengan kondisi pertambangan nikel Indonesia seperti IRMA, Nickel Institute, dan RMI.
Perusahaan-perusahaan Indonesia yakin bahwa menerapkan standar ESG akan memberikan manfaat besar bagi industri secara keseluruhan. Standar ESG dianggap penting untuk meningkatkan kinerja lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan.
Penerapan standar ESG dapat membawa beberapa keuntungan, termasuk pengurangan biaya, peningkatan akses terhadap pembiayaan, loyalitas pelanggan yang lebih tinggi, dan reputasi merek yang lebih baik. Dengan mengintegrasikan standar ini dalam operasinya, perusahaan-perusahaan Indonesia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan selaras dengan praktik terbaik global dalam keberlanjutan korporat. (Aninda)