NIKEL.CO.ID, 23 JUNI 2023- Year to date (ytd) menunjukan harga nikel turun sebanyak 29,46 persen. Dengan ada penurunan tersebut, harga nikel dirasa masih tertekan.
Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME), harga nikel berada di angka US$21.238 per ton, turun sebesar 3,63 persen pada kontrak Juni 2023. Sementara kontrak Juli dan juga Agustus di tahun ini, harga nikel LME turun bersamaan sebesar 30,49 ytd.
Turunnya harga nikel ini menjadi perhatian dari segi harga saham dari beberapa emiten dengan segmen di sektor yang sama. Terlihat, harga saham di masing masing usaha bergerak variatif.
Saham pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) misalnya, nampak penguatan sebanyak 1 persen atau 20 poin menjadi Rp2.030 per saham. ANTM sendiri diketahui menargetkan segmen bisnis nikel naik pada 2023. ANTM menargetkan volume produksi dan penjualan nikel pada 2023 menanjak 12 persen dari 2022 masing-masing 24.334 TNi dan 24.210 TNi.
Di sisi lain, emiten yang fokus di segmen emas seperti PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengalami penurunan 0,39 persen atau 25 poin ke Rp6.400 per saham. Sepanjang tahun berjalan harga saham INCO turun 9,51 persen.
Sementara, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) masih berada di angka Rp1.005/saham. Dapat dikatakan, NCKL memiliki angka yang stagnan.
Dikutip dari Bisnis Indonesia, analis CGS-CIMB Ryan Winipta mengatakan dengan terbatasnya katalis dari harga nikel, analis memberikan rating Hold untuk saham INCO dengan target harga di Rp6.600.
Adapun, risiko naik atau turun sahamnya tergantung kejelasan lebih lanjut mengenai perpanjangan izin pertambangan atau ketentuan finansial yang tidak menguntungkan pada izin yang baru, harga nikel LME yang lebih tinggi atau lebih rendah, dan penurunan atau kenaikan harga energi. (Lili Handayani)