
NIKEL.CO.ID, JAKARTA- General Manager Lisence and Government Relation PT Mobil Anak Bangsa (MAB), Puryanto, menyampaikan saat ini sebagian besar nikel Indonesia digunakan untuk memproduksi baja tahan karat (stainless steel), bukan baterai.
“Teknologi baterai, Indonesia punya banyak nikel, tapi nikel baru salah satu bahan untuk baterai, lithium-nya harus diimpor juga, tambang nikel paling banyak digunakan untuk stainless steel,” ujar Puryanto, saat dialog di PEVS 2025, dikutip melalui CNBC, Jumat (2/5/2025).
Dirinya menjelaskan, bahwa pemanfaatan produk nikel yang dipakai untuk bahan baku baja tahan karat atau stainless steel itu sebesar 60 persen sementara produksi baterai hanya 19 persen saja.

Diketahui bahwa nikel merupakan logam penting dalam baterai lithium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik dan penyimpanan energi pada NMC (Nickel Manganese Cobalt).
NMC adalah salah satu jenis baterai lithium-ion yang paling umum, dengan nikel sebagai komponen utama. Nikel memainkan peran penting dalam meningkatkan kapasitas dan kinerja baterai.
keunggulan baterai NCM adalah kepadatan energi tinggi yang mampu menyimpan lebih banyak energi dalam ukuran yang lebih kecil.

Baterai NCM juga punya bobot ringan yang cocok untuk kendaraan karena mendukung efisiensi energi, serta memiliki daya tahan pelepasan muatan yang baik sehingga cocok digunakan dalam siklus panjang.
Tantangannya adalah untuk memproduksi NCM, ketergantungan pada bahan baku seperti kobalt dan lithium, yang sebagian besar masih harus diimpor, termasuk oleh Indonesia. (Lili Handayani)
