NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) merilis Harga Mineral Acuan (HMA) periode 2 pada 15 Maret 2025. Dalam rilis yang disampaikan, harga nikel berada di angka US$15.534,62/per dry metric ton (dmt). Angka tersebut nampak ada kenaikan dibanding harga priode 1 lalu, yaitu US$15.276,33/dmt.
Berikut adalah rincian harga HMA Nikel berdasarkan kadar dan kondisi masing-masing.
Untuk nikel kadar 1,60%, dengan CF 17% dan MC 30% (FOB per wmt), berada pada level US$29,58. Pada MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$27,47.
Sementara, priode 1, nikel kadar 1,60%, dengan CF 17% dan MC 30% (FOB per wmt), berada pada level US$29,09. Pada MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$27,01.
Nikel kadar 1,70% di periode 2, dengan CF 18% dan MC 30% (FOB per wmt), berada di level US$33,28, dan MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$30,90.
Sebelumnya, nikel kadar 1,70%, dengan CF 18% dan MC 30% (FOB per wmt), berada di level US$29,09, dan MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$30,38.
Untuk nikel kadar 1,90% yang menggunakan CF 20% dan MC 30% (FOB per wmt) berada di level US$41,32, dan MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$38,37. Nikel kadar 2,00% yang menggunakan CF 21% dan MC 30% (FOB per wmt) berada di level US$45,67 dan MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$442,41.
Pada priode 1, kadar 1,90% yang menggunakan CF 20% dan MC 30% (FOB per wmt) berada di level US$44,91, dan MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$37,73. Nikel kadar 2,00% yang menggunakan CF 21% dan MC 30% (FOB per wmt) berada di level US$44,91 dan MC 35% (FOB per wmt) berada di level US$41,70.
Shanghai Metal Market (SMM) menyampaikan, mendekati akhir musim hujan di Filipina, pasokan bijih nikel masih memerlukan waktu untuk meningkat.
Harga bijih nikel tetap stabil, dan dorongan produksi smelter lemah, dengan operasi produksi pada tingkat rendah.
Di Indonesia, curah hujan yang melimpah baru-baru ini, ditambah dengan pasokan bijih nikel yang ketat, membuat persediaan bijih nikel smelter tetap rendah. Meskipun kapasitas baru dirilis, produksi hanya mengalami sedikit peningkatan. Dari sisi permintaan, pesanan berjangka baja tahan karat relatif kuat.
Selain itu, dengan naiknya harga skrap baja tahan karat seiring dengan harga produk jadi, keunggulan ekonomi skrap baja tahan karat melemah. Sentimen pabrik baja tahan karat terhadap pembelian NPI berkadar tinggi membaik, dan permintaan pasar relatif aktif. (Lili Handayani)