Beranda Berita Nasional Menyingkap Potensi Metalurgis, dari Riset ke Industri Pertambangan Logam Ramah Lingkungan

Menyingkap Potensi Metalurgis, dari Riset ke Industri Pertambangan Logam Ramah Lingkungan

1459
0
Seminar dan Konvensi Nasional III Badan Kejuruan Teknik (BKT) Metalurgi Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di Gedung Kuliah Umum (GKU) 2 Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2024). Dok. MNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Dalam rangka menghadapi tantangan global dan memaksimalkan potensi industri pertambangan, Indonesia memandang penting peran insinyur metalurgi dalam mewujudkan cita-cita pembangunan di sektor manufaktur.

Demikian terungkap dalam Seminar dan Konvensi Nasional III Badan Kejuruan Teknik (BKT) Metalurgi Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di Gedung Kuliah Umum (GKU) 2 Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2024). Seminar dan konvensi bertema “Unlocking Metallurgists’ Potential: From Research to a Green Metal Mining Industry” tersebut dibuka dengan sambutan dari Ketua Seminar dan Konvensi Nasional III, Ir. Taufik Hidayat, S.T., M.Phil., Ph.D., I.P.M., dilanjutkan sambutan dari Ketua BKT Metalurgi PII, Dr. Ir. Muhammad Hanafi, M.B.A., I.P.U., dan Ketua Umum PII, Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng.Sc., I.P.U., 

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Sesditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dr. Siti Sumilah Rita Susilawati, S.T., M.Sc., hadir mewakili Direktur Jenderal Minerba, Dr. Ing. Tri Winarno, S.T., M.T., yang mempresentasikan materi berjudul “Unlocking Metallurgists’ Potential: Driving Innovation for Sustainable Metal Mining Industries in Indonesia”. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, diwakili Direktur Hilirisasi Mineral Batu Bara, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Dr. Hasyim Daeng Barang, S.S.T.P., M.Si.

Rita, begitu Sesditjen Minerba akrab disapa, menyinggung tantangan yang dihadapi dunia terkait mineral kritis, yaitu bahan mentah penting yang diperlukan untuk mendukung transisi energi, teknologi tinggi, dan infrastruktur modern. Mineral seperti litium, kobalt, nikel, tembaga, dan tanah jarang (rare earth elements) menjadi pusat perhatian global karena peran strategisnya dalam baterai kendaraan listrik, panel surya, dan sistem penyimpaan energi.

Kebutuhan dunia akan mineral kritis begitu tinggi, sedangkan jumlahnya terbatas dan negara penghasilnya juga sedikit. Karenanya, tantangan berikutnya adalah soal keberlanjutannya (sustainability). Kebutuhan yang tinggi, dikhawatirkan akan terjadi eksploitasi besar-besaran yang akan berdampak global.

Mineral kritis, seperti nikel, sambungnya, sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan energi terbarukan dan keberlanjutan. Karena, keberadaannya terbatas dan hanya ditemukan di beberapa negara, mineral ini sangat diperebutkan. Indonesia, yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, menjadi pemain kunci dalam industri mineral kritis.

“Nikel ini akan diproses menjadi bahan baku berbagai produk teknologi, seperti baterai untuk kendaraan listrik. Namun, kita harus bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini,” tambahnya seraya menekankan pentingnya eksplorasi dan pengelolaan yang berkelanjutan.

Hilirisasi

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Hilirisasi Minerba Keminves Hilirisasi, Hasyim Daeng Barang, mengatakan, untuk mencapai visi Indonesia Emas, dibutuhkan rata-rata pertumbuhan ekonomi 6-7%. Sektor utama yang berpotensi menopang hal tersebut adalah sektor hilirisasi. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan tumbuh sebesar 4,64% pada 2023, angka tersebut diharapkan bisa meningkat menjadi dobel digit untuk mendukung capaian pertumbuhan ekonomi.

“Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri menjadi salah satu misi Asta Cita yang ditetapkan Presiden RI, Prabowo Subianto, dalam mewujudkan visi ‘Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045’ yang dicanangkannya,” ujar Hasyim yang hadir memberikan sambutan via Zoom Meeting itu.

Karena itu, sambungnya, Kementerian Investasi/BKPM ditambahkan perannya menjadi Kementerian Investasi dan Hillirisasi/BKPM untuk mendukung akselerasi hilirisasi.

Dalam pada itu, Prof. Tim Pasang, Ph.D., Ketua Teknik Desain dan Manufaktur, Western Michigan University, Michigan, memberikan paparan juga melalui aplikasi Zoom Meeting dari Amerika Serikat tentang tantangan metalurgi dulu, sekarang, dan akan datang.

Secara sederhana, ia mengatakan, teknik metalurgi terdiri dari dua cabang, yakni metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy) dan metalurgi fisik (physical metallurgy). Metalurgi ekstraktif adalah memisahkan atau menghasilkan logam berharga dari bijih dan memurnikan logam mentah yang diekstraksi menjadi bentuk yang lebih murni, bisa juga disebut hilir, sedangkan metalurgi fisik membuat produk yang berguna dari logam, yang kita sebut hulu.

Di Indonesia, unsur-unsur besi, nikel, tembaga, timah, bauksit (aluminium), emas, dan titanium diolah dahulu untuk mendapatkan nilai tambah (value added), sehingga mendapatkan harga lebih tinggi dan menambah lapangan pekerjaan.

Pembicara kunci (keynote speech) lainnya adalah Ketua Project Implementation Unit (PIU) Joint Research Lab GEM-ITB-CSU, Prof. Dr. Mohammad Zaki Mubarok, S.T, M.T., yang dengan lugas memaparkan “Pemanfaatan Sisa Hasil Pengolahan untuk Industri Ekstraksi Logam Nasional yang Berkelanjutan: Hasil Studi pada Residu Pabrik HPAL Nikel”.

Prof. Zaki menjelaskan, industri pengolahan dan pemurnian logam yang tumbuh pesat di dalam negeri selama 10 tahun terakhir ini menghasilkan juga sisa hasil pengolahan dan pemurnian (SHPP) dalam bentuk slag (terak), tailing, residu, dan red mud yang memerlukan penanganan yang tepat. Volume SHPP besar sekali. Karena itu, membutuhkan penanganan dan penyimpanan yang baik dan tepat agar tak menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Di sisi lain. SHPP juga menjadi tantangan bagi valorisasi logam-logam berharga yang terdapat di dalamnya.     

Diskusi semakin menarik dengan hadirnya Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T., I.P.U. (Ketua MUK BKT Metalurgi), Ir. Bouman T. Situmorang., S.T., M.T., I.P.U. (Ketua Prometindo), Dr. Deni Ferdian, S.T., M.Sc., (Ketua Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia), dan moderator Imelda.

Dalam agenda tersebut Ir. Tonny H. Gultom, B.Sc., I.P.U., ASAN Eng (steering committee) menjadi special speech pada pengukuhan insinyur profesional (IP) 2021-2024. (Shiddiq/Rus)