Beranda Berita Nasional Wamen ESDM Dorong Pengembangan Industri Pertambangan ASEAN di Bali

Wamen ESDM Dorong Pengembangan Industri Pertambangan ASEAN di Bali

1041
0
Wamen ESDM, Yuliot Tanjung saat sambutan acara ASEAN Conference Mining 2024 on Bali, Senin (18/11/2024). Dok, MNI

NIKEL.CO.ID, BALI — Kolaborasi antarnegara ASEAN untuk mendorong pengembangan industri, khususnya di sektor pertambangan dan energi ditekankan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM), Yuliot Tanjung, saat memberikan sambutan dalam ASEAN Conference Mining 2024 yang digelar di Bali.

“Kita di negara ASEAN ini adalah kolaborasi ekonomi, tetapi masing-masing juga memiliki keunikan tersendiri dalam menjalankan kegiatan investasi. Contohnya, Singapura dikenal sebagai half ekonomi dan transportasi serta logistik, sedangkan Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri di dalam negeri,” ujar Yuliot ketika ditemui media usai acara tersebut, di The Meru Sanur Hotel, Bali, Senin (18/11/2024).

Menurutnya, Indonesia fokus pada pengembangan industri dalam negeri yang perlu dilakukan secara bertahap melalui tiga pendekatan utama, yaitu pengembangan industri hulu melalui tahap awal dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di dalam negeri, seperti pengolahan bahan tambang mentah. 

Kemudian, melalui penguatan sebagai komponen industri lain dengan bahan tambang mentah diolah menjadi bahan baku yang dapat mendukung berbagai industri lainnya.  Selanjutnya, produksi produk jadi dengan melalui tahap akhir dengan mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap bersaing di pasar internasional. 

Sebagai contoh, Indonesia saat ini tengah fokus mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik. Dalam industri nikel, teknologi high-pressure acid leach (HPAL) telah diterapkan untuk memproses nikel dan kobalt, dua komponen utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

“Kita dapat memproduksi battery pack di dalam negeri, sehingga ekosistem kendaraan listrik bisa berjalan,” jelas Wamen. 

Ia juga menyinggung arah hilirisasi dan ekspansi pasar.  Hilirisasi, sambungnya, menjadi prioritas utama agar industri dalam negeri semakin kuat. Salah satu langkah strategis adalah memperluas pasar ekspor, termasuk ke Amerika Serikat. 

“Dengan kondisi yang ada, pasar ekspor ke Amerika harus kita upayakan. Kerja sama terkait biaya masuk perlu dilakukan agar produk kita kompetitif,” ujarnya. 

Terkait impor bahan tambang, ia menilai hal itu sebagai strategi bisnis yang dapat memperpanjang umur cadangan dalam negeri.

“Ketika cadangan tidak digunakan dan kita melakukan impor, ini justru cara untuk merawat cadangan nasional agar tetap terjaga,” tambahnya. 

Penguatan ASEAN

Melalui acara ini, ia menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara ASEAN untuk membangun rantai pasok yang kuat dan berkelanjutan.

“Kita tidak hanya bicara soal ekonomi individu, tetapi bagaimana ASEAN dapat menjadi kekuatan bersama di sektor pertambangan dan energi,” pungkasnya. 

Acara ASEAN Conference Mining 2024 ini dihadiri oleh delegasi dari negara-negara anggota ASEAN, investor, dan pelaku industri pertambangan. Forum ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat posisi ASEAN dalam peta ekonomi global. (Shiddiq)