Beranda Nikel APNI Dukung Penyelenggaraan Human Capital Summit of Energy 2025, Demi Wujudkan Transisi...

APNI Dukung Penyelenggaraan Human Capital Summit of Energy 2025, Demi Wujudkan Transisi Energi

715
0
Wakil Ketua Umum I Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Wiratno. (Foto: Lili Handayani/nikel.co.id)
Wakil Ketua Umum I Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Wiratno. (Foto: Lili Handayani/nikel.co.id)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ESDM akan menyelenggarakan the 2nd Human Capital Summit of Energy 2025 yang bertujuan untuk mempercepat transformasi green collar workforce menuju transisi energi di Indonesia.

Kegiatan ini mengangkat tema “Accelerate the

Transformation of Green Collar Workforces towards Energy Transition in Indonesia”. Dan akan dilaksanakan selama 3 hari, 4,5 dan 6 Juni 2025 mendatang.

Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menyambut baik penyelenggaraan acara yang bertujuan untuk mewujudkan Net Zero Emission 2060.

Wakil Ketua Umum I Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Wiratno, yang hadir sebagai perwakilan menerangkan, bahwa the 2nd Human Capital Summit of Energy 2025 merupakan sebuah rencana yang sangat baik. 

“Ini merupakan sebuah hal yang bagus ya, karena kunci sebuah industri adalah sumber daya manusia yang kita perlukan. Pemerintah sudah memulai menyiapkan industri hijau yang berkelanjutan. Apakah itu sistem dari semua pihak, di fungsi bagian itu khususnya SDM (sumber daya manusia) yang unggul, trampil dan sustainable,” ungkap Wiratno kepada nikel.co.id, saat menghadiri launching di gedung Widjajono Partowidagdo BPSDM ESDM, Kamis (26/09/2024).

Ia menerangkan, bahwa sudah waktunya menjadi bagian dalam mendukung industri hijau, karena ini juga bagian dari mineral kritis.

“Bahkan industri industri baterai. Jadi, kita tidak akan terpisahkan dari program energi hijau yang berkelanjutan. Kedepan, tentunya kita harus memulai dari hulu kemudian hilir,” terangnya.

Sehingga, dirinya menjelaskan, bagaimana hulunya yang ramah lingkungan bahkan green mining. Industri akhirnya, butuh industri hijau agar masa depan generasi ke depan tidak menanggung resiko akibat perbuatan yang kita tidak, orientasi kedepan.

“Jadi kuncinya sustainable. Karena kita punya human resource dan kita sumber daya yang sangat besar, dan tanpa kehadiran teknologi teknologi persiapan sumber daya itu akan menjadi sia sia,” jelasnya.

Selain itu ia menyampaikan bahwa APNI juga telah berkomitmen menjadi bagian dari pada program pemerintah untuk menuju industri hijau terutama disektor tambang nikel dan industrial hilirisasi. 

“Jadi kita mendukung program program ini yang orientasi kepada sustainable ya. Kita fokus kepada sustainale mining product industri juga yang di canangkan oleh pemerintah,” tuturnya. (Lili Handayani)