
NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menyambut baik pembangunan smelter pemurnian bijih nikel oleh salah satu perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) milik anak bangsa PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) yakni Smelter Merah Putih.
Ia menilai upaya ini merupakan langkah maju yang perlu didukung untuk optimalisasi program hilirisasi SDA yang selama ini dikuasai perusahaan asing. Dengan pembangunan smelter milik pengusaha dalam negeri ini diharapkan nilai tambah pengolahan nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
“Proyek smelter nikel dengan investasi domestik ini harus mendapatkan prioritas sejak awal. Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan potensi nikel secara optimal. Mengingat pasar nikel kelas II sudah cukup besar, ini adalah kesempatan penting yang harus kita maksimalkan,” ujar Mulyanto, dikutip nikel.co.id, Jumat (5/7/2024).
Mulyanto menyebut meski pembangunan smelter ini memerlukan waktu, namun tetap memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat signifikan dalam pengolahan sumber daya alam yang masih tersedia.
Ia menjelaskan wacana penghentian investasi baru pabrik pengolahan nikel kadar tinggi itu sudah bergulir sejak akhir 2022. Saat itu, harga turunan nikel, seperti NPI, FeNi, dan Nickel Matte mulai menurun akibat pasokan yang berlebih dari Indonesia. Tapi faktanya industri ini masih menarik untuk dikelola.

Kunjungan kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di proyek smelter Merah Putih Ceria di Kecamatan Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara, semakin mengokohkan peranan perusahaan anak bangsa ini sebagai Proyek Strategis Nasional. “Kemajuan fisik smelter Ceria dengan mechanical completion kita harapkan bisa selesai di akhir Oktober dan commissioning di akhir tahun, “ujar Menteri Arifin Tasrif, dalam Siaran Pers Kementerian ESDM, Rabu (3/7/2024).
Menteri Arifin Tasrif menambahkan smelter diperlukan untuk mempercepat proses hilirisasi untuk memberikan nilai tambah yang tinggi untuk mendorong perekonomian nasional.
Sementara, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi yang ikut mendampingi Menteri ESDM dalam kunjungan kerjanya menyatakan, kesungguhan pembangunan Smelter Merah Putih PT Ceria untuk menyelesaikan proyek smelter ini yang pendanaannya dibiayai oleh Bank Mandiri, dapat diselesaikan tepat waktu dan energi yang dibutuhkan telah dialiri listrik oleh PLN.

Senada Direktur Utama Bank Mandiri, Direktur Niaga PLN Edi Srimulyanti yang juga ikut mendampingi Menteri ESDM menegaskan, PT Ceria telah penandatanganan jual beli tenaga listrik (PJBTL) dengan sebesar 414 MVA (352 MW), daya listrik Ceria juga didukung dengan 2 x 60 MW Barge Mounted Power Plant (BMPP), yang dilengkapi dengan LNG terminal dan fasilitas regasifikasi.
“Pembangunan jetty untuk BMPP telah dimulai di kuartal 3 tahun ini, serta akan dibangun Inter Temporal Capacity (ITC) dengan target pembangunan PLTMG kapasitas 200 MW di area Ceria. Saat ini Pembelian Renewable Energy Certificate (REC) oleh Ceria sebesar 7.000 MWH berasal dari PLTA Bakaru yang memproduksi 76.000 MWH per bulan,” tegas Edi Srimulyanti.
Sementara itu, CEO Group Ceria, Derian Sakmiwata menjelaskan, pembangunan tahap awal smelter nikel Ceria telah dibangun 1 jalur produksi (1 x 72 MVA) untuk mengolah bijih nikel saprolit (nikel kadar tinggi), In Shaa Allah commissioning di tahun 2024 ini, dan kedepannya akan dibangun sebanyak total empat jalur produksi (4 x 72 MVA) secara bertahap dengan kapasitas produksi 252.700 ton.
“Smelter nikel ini dilengkapi teknologi mutakhir Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan tungku persegi panjang (rectangular furnace) dengan integritas yang lebih kokoh dan efisien dibanding circular furnace, sehingga mampu mengolah bijih nikel hingga menjadi Ferronickel (FeNi) dengan kandungan nikel 22% dan dipasok oleh energi terbarukan Green Energy footprint yang dibuktikan dengan Renewable Energy Certificate (REC) atau Sertifikat Energi Terbarukan,” ujar Derian.
Ceria juga sedang tahap persiapan konstruksi pembangunan Nickel Matte Converter untuk menghasilkan Nickel Matte dengan kadar nikel diatas 73% dan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk menghasilkan Mixed Hydroxite Precipitate (MHP). Roadmap ini mengokohkan Ceria menuju sebagai pemain global EV Battery Material Producer. (Lili Handayani)