
NIKEL.CO.ID, 12 SEPTEMBER 2023 – CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menyebutkan, komitmen PT Vale dalam keberlanjutan (sustainability) dengan menyerap tenaga kerja lokal sebagai nilai tambah keberadaan perusahaan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasional.
Hal itu disampaikan Febri saat tampil menjadi pembicara dalam ajang Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 bertajuk “Sustainable Mining of Critical Minerals to Bolster Decarbonization. Perusahaan pertambangan, sanbungnya, dapat berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, mempromosikan lapangan kerja lokal, kontraktor lokal, juga pengembangan masyarakat.
“Saat ini kami sudah memperkerjakan 99,9% orang Indonesia, 80% lahir di Sulawesi, dan 44% lahir di Luwu Timur, kabupaten tempat PT Vale beroperasi. Ini menjadi bukti komitmen kami untuk mengembangkan talenta lokal,” sebut Eddy dalam acara yang berlangsung di Park Hyaat, Kamis (7/9/2023). ISF berlangsung selama dua hari, yakni 7-8 September 2023.
Dia menuturkan, pelibatan kontraktor juga menjadi perhatian PT Vale. Sebanyak 90% aktivitas PT Vale didukung oleh kontraktor nasional dan lokal. Dari sisi pengembangan masyarakat, pengembangan masyarakat tidak bisa dilihat sebagai donasi atau program amal, tetapi memiliki serangkaian ilmu pengetahuan di baliknya. Untuk pengembangan masyarakat, PT Vale melaksanakan program-program pengembangan masyarakat dengan mengedepankan kemitraan tiga pilar, yakni pemerintah, masyarakat, dan perusahaan.
“Saya juga menggunakan kesempatan ini untuk mendorong lebih banyak perempuan untuk bergabung dengan industri pertambangan. Penting bagi kita untuk memiliki lebih banyak keragaman dan membangun inklusivitas dalam industri kita,” tuturnya.
Bagi PT Vale, sambungnya, keberlanjutan (sustainability) bukan hanya sebagai program atau inisiatif, melainkan sudah menjadi bagian penting dari perusahaan. Karena itu, apa yang dilakukan oleh perusahaan, baik dalam bentuk kebijakan maupun program, aspek keberlanjutan serta dampaknya selalu menjadi pertimbangan.
“Sustainaibility telah menjadi bagian dari nilai-nilai perusahaan, tujuan, dan perilaku,” ungkap CEO PT Vale itu.
Menurut Febriany, terdapat tiga isu penting, yaitu deforestrasi, emisi karbon, dan keaneragaman hayati (biodiversity). Tiga isu penting tersebut menjadi tantangan bagi PT Vale, terlebih karena area operasionalnya berada di wilayah yang kaya keaneragaman hayati, serta berada di lintasan garis Wallacea. Terlebih, dari wilayah konsensi pertambangan seluas 118 ribu hektare, hanya 48% yang bisa ditambang dan dari 48% area yang bisa di tambang, 90% merupakan hutan lindung.
“Jadi, bisa dibayangkan tantangan yang kami hadapi, bekerja di wilayah kerja yang 90% merupakan hutan lindung dan sangat kaya akan keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah melakukan beberapa inisiatif strategis seperti aktif melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif. Targetnya, 70% lahan akan direklamasi hingga tahun 2025. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan perencanaan terpadu pertambangan, mulai membuka tambang sampai menutup tambang di waktu yang sama. Jika berkesempatan ke lokasi penambangan Vale, bisa dilihat penambangan dan reklamasi berjalan beriringan tanpa menunggu area pertambang tutup.
Dalam pemaparannya itu, dia menjelaskan, beberapa komitmen nyata PT Vale Indonesia mengawal biodiversity seperti inventarisasi seluruh keanekaragaman hayati sebelum eksplorasi, serta program peningkatan kualitas di dekat area pertambangan seperti di Danau Matano.
Selain kenekaragaman hayati lingkungan hidup, ia menegaskan, PT Vale juga berkomitmen dalam aspek sosial. Aspek sosial merupakan sebuah peluang, bukan tantangan.
“Hal ini dikarenakan banyak area pertambangan berada di wilayah terpencil dengan infrastruktur yang terbatas,” tegasnya.
Dalam pembukaan acara ISF, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan hadir membuka acara yang membicarakan masalah krisis iklim.
Menteri Luhut mengungkapkan, saat ini krisis iklim menjadi masalah utama dunia. Menurut catatannya pada Juli 2023 terjadi suhu rata-rata global tertinggi dalam sejarah yang mencapai 1,5 derajat celcius, lebih panas dibandingkan rata-rata pada masa pra industri.
Dia mengatakan, banyak hal pencegahan yang sudah dilakukan namun itu baru diatas kertas. Namun kolaborasi internasional yang konkrit dan cepat sangat dibutuhkan.
“Maka itulah sebabnya kita berada dalam forum ini,” ujarnya.
Sekedar informasi, dalam kegiatan ISF ini, Vale Base Metals mendirikan booth pameran untuk memberikan informasi terkait komitmen keberlanjutan dari tim communications PT Vale untuk para pengunjung. PT Vale Indonesia yang merupakan bagian dari Vale Base Metals juga menyediakan informasi melalui video yang dapat disaksikan para pengunjung. (Shiddiq)