
NIKEL.CO.ID, 16 November 2022-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan semua peserta KTT G20 untuk memperlihatkan kepada dunia dapat bersikap bijak, memikul tanggung jawab, dan menunjukkan jiwa kepemimpinan. Bekerja sama, recover together, a recover stronger untuk membangun dunia.
Seruan itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di The Apurva Kempinski Bali, Kabupaten Badung, Bali, Selasa kemarin (15/11/2022).
“Hari ini saya nyatakan KTT G20 dibuka. Selamat datang di Bali, selamat datang di Indonesia,” ujar Presiden membuka KTT, seperti dikutip setkab.go.id.
Presiden menyampaikan, Indonesia merasa terhormat dapat memegang presidensi G20 di tahun 2022 ini.
“Merupakan kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi yang terlihat mengenakan setelan jas berwarna gelap yang dipadu dengan dasi berwarna biru menyambut kedatangan para pemimpin negara G20 dan tamu undangan di The Apurva Kempinski Bali yang tiba sejak pukul 08.00 WITA.
Para pemimpin negara G20 dan tamu undangan yang hadir di KTT G20 sebagai berikut:
- Presiden Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) Mathias Cormann.
- Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Shien Loong.
- PM Belanda Mark Rutte.
- Presiden Rwanda Paul Kagame.
- Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen.
- Presiden Dewan Eropa Charles Mitchel.
- PM Inggris Rishi Sunak
- PM Kanada Justin Trudeau.
- PM Jepang Fumio Kishida.
- Presiden Senegal Macky Sall.
- PM Australia Anthony Albanese.
- Kanselir Jerman Olaf Scholz.
- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
- Presiden Republik Korea Yoon Suk Yeol.
- Presiden Argentina Alberto Fernandez.
- Menlu Rusia Sergei Lavrov.
- PM India Narendra Modi.
- Presiden Persatuan Emirat Arab Mohammed Bin Zayed Al Nahyan.
- PM Arab Saudi Mohammed bin Salman.
- PM Italia Giorgia Meloni.
- Presiden Perancis Emmanuel Macron.
- Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping
- Presiden Amerika Serikat Joe Biden
- Presiden Islamic Development Bank (IsDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser.
- Ketua Financial Stability Board (FSB) Klaas Knot.
- Menteri Luar Negeri (Menlu) Meksiko Marcelo Ebrard Casaubon.
- Menlu Brasil Celso Luiz Amorim.
- Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa.
- Direktur Jenderal (Dirjen) World Trade Organisation (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala
- Dirjen World Health Organisation (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
- Presiden World Bank Group David Malpass
- Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva.
- Dirjen International Labour Organization (ILO) Gilbert F. Houngbo.
- Delegasi dari Republik Kepulauan Fiji.
- Delegasi dari Republik Suriname.
- Delegegasi Asosiasi Tambang Indonesia, yang dihadiri Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey.
Presiden Jokowi dalam sambutan pembukaan KTT G20 menyampaikan terima kasih dan kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20. Ia sangat paham, perlu upaya yang luar biasa agar sehingga dapat melaksanakan KTT G20 dan duduk bersama dengan kepala negara dan undangan penting lainnya di acara ini.
Presiden Jokowi mengutarakan bahwa dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa. Krisis demi krisis terjadi. Pandemi Covid -19 belum usai, rivalitas terus menajam, perang terjadi. Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia, terutama negara berkembang.
“Masalah pupuk, jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga yang terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram,” serunya.
Presiden Jokowi menyoroti tingginya harga pangan saat ini dapat semakin buruk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia, 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan menghadapi kondisi yang sangat serius. Selain itu, kita juga melihat tatanan dunia dan hukum internasional juga sedang diuji.
“Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal,” Presiden Jokowi menekankan.
Sebagai Presiden G20, menurutnya, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar. Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.
Ia menuturkan bahwa Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara, pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan wali kota. Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20.
“We have no other option. Paradigm of collaboration is badly needed to save the world. We all have responsibility, not only for our people, but also for the people of the world. Being responsible means respecting international laws and principles of the UN Charter consistently. Being responsible means creating win-win, not zero-sum situations,” tuturnya.
Presiden melanjutkan, “Being responsible here also means that we must end the war. If the war does not end, it will be difficult for the world to move forward. If the war does not end, it will be difficult for us to take responsibility for the future of current generation and future generations. We should not divide the world into parts. We must not allow the world fall into another cold war.”
Indonesia, disampaikan Presiden Jokowi, berharap G20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif. Di tengah situasi yang sangat sulit, G20 terus bekerja agar menghasilkan capaian konkret, mempersiapkan dana untuk menghadapi pandemi mendatang melalui pandemic fund, membantu ruang fiskal negara berpendapatan rendah melalui resilience and sustainability trust, mendorong percepatan pencapaian SDGs, menghasilkan ratusan kerja sama konkret, serta mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui Bali Compact mengenai transisi energi. Kita tidak hanya bicara, tapi melakukan langkah-langkah nyata.
Sebelum menutup sambutan, Presiden Jokowi mengajak semua peserta KTT G20 untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa kita dapat bersikap bijak, memikul tanggung jawab, dan menunjukkan jiwa kepemimpinan.
“Mari kita bekerja, dan mari kita bekerja sama untuk dunia. Recover together, a recover stronger,” Presiden Jokowi kembali menyerukan semangat kebersamaan semua anggota KTT G20. (Syarif)