Beranda Berita Nasional Luhut: Hilirisasi Nikel RI Bikin Tesla Bingung

Luhut: Hilirisasi Nikel RI Bikin Tesla Bingung

1091
0

NIKEL.CO.ID – Pemerintah terus mendorong hilirisasi di sektor pertambangan mineral khususnya nikel. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pengembangan hilirisasi sudah berjalan selama tujuh tahun.

Dalam acara Pengukuhan Dewan Pengurus Apkasi Masa Bhakti 2021-2026 dan Rakernas XIII Apkasi Tahun 2021 di Bali yang disiarkan YouTube Apkasi, Sabtu (19/06/2021), Luhut bahkan mengatakan jika raksasa mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc. sampai bingung melihat hal tersebut.

“Pengembangan hilirisasi, tujuh tahun itu kerjakan, ini banyak yang sangat gak tahu, Tesla saja bingung lihat ini,” ungkapnya.

Luhut menyebut hilirisasi membutuhkan investasi yang sangat besar. Dia juga menyebut jika hilirisasi tidak hanya dikerjakan oleh pekerja dari China saja.

Misalnya, imbuh Luhut, di Morowali dari 50 ribu pekerja, pekerja yang berasal dari China hanya sekitar 4.000 saja. Dan pekerja ini nantinya akan diganti secara bertahap dengan lulusan Politeknik Morowali.

“Kita harap 2024 sudah produksi lithium baterai dan produksi nanti battery pack sampai 100 mega watt (MW) simpan energi. Mobil listrik akan lebih awal produksi hanya baterai akhir 2023 atau 2024,” kata Luhut.

Lebih lanjut, dia mengatakan sekarang di Indonesia sudah ada industri baru yang terintegrasi dari timur sampai ke barat. Menurut Luhut, tanggal 3 Juli nanti di Bintan akan ada pengapalan pertama untuk alumina.

“Investasi hampir US$ 2 miliar akan berkembang dan kita kembangkan di Kalimantan Barat. Lihat lagi di Morowali akan lihat ekspor perdana dari High Pressure Acid Leach (HPAL) bangun dari baterai lithium,” jelasnya.

Eks Kepala Kantor Staf Presiden itu menyebut semua ini terintegrasi dan sebagian besar investasinya dari China. Namun ada juga dari Prancis, Indonesia, dan Australia. Menurutnya, Indonesia saat ini kena anti dumping oleh China karena cost yang lebih murah.

“Karena cost kita lebih murah dari China, kita dikenakan pajak tambahan karena lebih murah dari barang yang diproduksi sama di China,” paparnya.

Kenapa produk Indonesia lebih murah? Luhut menjelaskan jika listrik di tanah air tergorlong murah, yakni US$ 5 sen per kilowatt-hour (kwh), ongkos transportasi US$ 1-2 per ton. Sementara China listriknya US$ antara 9-12 per kWh dan transportasi US$ 5-10 per ton.

“Kalau bisa kelola negara dengan bagus Indonesia ini akan jadi negara yang baik. Indonesia masuk ke dalam global supply chain. Hilirisasi nikel ini buat ekspor baja menguat. Tahun ini akan bisa hampir US$ 20 miliar ini buat salah satu penopang ekonomi kita,” ujarnya.

Sumber: CNBC Indonesia