NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) turut ambil bagian dalam Konferensi Baja Stainless dan Baja Khusus Internasional 2025 yang digelar pada Selasa, 16 September hingga Kamis, 18 September 2025, di Swissôtel The Bosphorus, Istanbul, Turki.
Acara tahunan bergengsi ini diselenggarakan oleh SMR Events, dan tahun ini mengusung tema “Menghadapi Tantangan Geopolitik & Memastikan Kompetitivitas Jangka Panjang.” Konferensi ini menjadi ajang strategis bagi para pelaku industri baja tahan karat dan baja khusus dari seluruh dunia untuk membahas tren terbaru, tantangan geopolitik, serta strategi mempertahankan daya saing industri secara berkelanjutan.
APNI menunjuk Sekretaris Umum (Sekum) Meidy Katrin Lengkey sebagai delegasi resmi yang hadir dalam konferensi tersebut. Meidy dijadwalkan tampil sebagai pembicara pada Rabu, 17 September 2025, sekaligus menjadi panelis dalam sesi diskusi panel yang menghadirkan sejumlah tokoh industri global.
Partisipasi APNI dalam forum internasional ini merupakan bagian dari komitmen APNI untuk memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global industri nikel dan baja tahan karat. Meidy akan menyampaikan pandangan strategis mengenai kontribusi nikel Indonesia terhadap industri baja global serta tantangan yang dihadapi dalam dinamika geopolitik saat ini.
Konferensi tahun ini menjanjikan tiga hari penuh diskusi tingkat tinggi, wawasan strategis, serta peluang jejaring bisnis dengan lebih dari 400 delegasi dari lebih 200 perusahaan yang diperkirakan hadir. Selain sesi pleno dan panel, peserta juga berkesempatan menjajaki kerjasama industri lintas negara dalam menghadapi dinamika pasar dan transisi energi global.
Acara ini juga menyoroti sejumlah topik krusial, seperti:
* Evolusi rantai pasok Eropa di tengah perubahan geopolitik dunia,
* Strategi meningkatkan daya saing industri baja jangka panjang,
* Tren dan inovasi yang mendefinisikan masa depan baja tahan karat dan baja khusus.
Dengan kehadiran para profesional terkemuka dari seluruh rantai nilai industri baja, konferensi ini menjadi wadah penting untuk bertukar gagasan dan memperkuat kolaborasi global di tengah ketidakpastian dunia industri saat ini. (Shiddiq)
