Beranda Asosiasi Pertambangan Keunikan Financial Modeling dalam Industri Pertambangan Menurut Nuzulul Haq

Keunikan Financial Modeling dalam Industri Pertambangan Menurut Nuzulul Haq

2184
0
Nuzulul Haq

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dalam dunia pertambangan, perencanaan keuangan atau financial modeling memiliki tantangan tersendiri dibandingkan dengan sektor lainnya. 

Hal ini diungkapkan oleh Nuzulul Haq, seorang independent consultant yang telah berkecimpung puluhan tahun di dunia tambang, dalam acara APNI Academy di Jakarta, Kamis (27/2/2025). Dalam acara tersebut, ia menjelaskan perbedaan utama dalam financial modeling untuk industri pertambangan dibandingkan dengan sektor lainnya.

Menurutnya, industri pertambangan memiliki karakteristik khusus, yaitu keterbatasan sumber daya yang tersedia. Perusahaan tambang tidak dapat beroperasi tanpa batas waktu karena sumber daya alam yang dieksploitasi memiliki jumlah yang terbatas. 

Oleh karena itu, perhitungan keekonomian dalam pertambangan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti umur tambang dan ekspektasi masa produksi. Selain itu, sistem royalti dalam industri tambang juga menjadi faktor pembeda. Sebagai contoh, dalam sektor batu bara, besaran royalti yang harus dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kadar dan harga jualnya. Sementara itu, untuk nikel, saat ini royalti masih berada pada satu tarif tetap sebesar 10 persen. Meskipun demikian, faktor utama yang tetap diperhitungkan dalam financial modeling adalah keterbatasan sumber daya dan proyeksi keberlanjutan operasi.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa dalam perhitungan keekonomian tambang, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai aspek pengeluaran seperti Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain royalti, ada juga iuran lain seperti PBB dan deadrent serta landrent, yang merupakan iuran berdasarkan luas wilayah tambang.

Dalam wawancara di sela-sela acara tersebut, ia juga mengungkapkan pentingnya analisa risiko yang mempertimbangkan ketidakpastian harga komoditas seperti nikel. Tidak seperti sektor lain yang cenderung mengalami kenaikan harga secara konsisten, harga nikel dapat berfluktuasi tajam, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih mendalam dalam financial modeling. 

Oleh karena itu, analisa sensitivitas dan probabilistik menjadi alat yang penting dalam memperkirakan dampak perubahan harga terhadap keekonomian proyek. Untuk meningkatkan keakuratan financial modeling, ia memperkenalkan pendekatan berbasis probabilistik. 

Dengan menggunakan perangkat lunak gratis dari Probability Management, pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai berbagai skenario investasi, termasuk kemungkinan kegagalan proyek akibat perubahan harga komoditas atau kenaikan biaya operasional.

Dengan adanya financial modeling yang lebih canggih, investor dan perusahaan tambang dapat membuat keputusan investasi yang lebih matang. Menurutnya, pemodelan ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui dengan lebih pasti kapan mereka bisa mencapai break-even point dan mulai mendapatkan keuntungan, sehingga perencanaan bisnis dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan minim risiko.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai financial modeling dalam industri tambang, diharapkan pelaku usaha dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian di sektor ini. (Aninda)