Beranda Asosiasi Pertambangan FGD IATSRI di Palembang, Sekum APNI: Kita Mengontrol 63% Total Produksi Dunia

FGD IATSRI di Palembang, Sekum APNI: Kita Mengontrol 63% Total Produksi Dunia

1706
0
Peserta yang hadir dalam Forum Grup Diskusi (FGD) terkait profesionalisme akademisi demi kemajua sektor pertambangan. (Foto : MNI)
Peserta yang hadir dalam Forum Grup Diskusi (FGD) terkait profesionalisme akademisi demi kemajua sektor pertambangan. (Foto : MNI)

NIKEL.CO.ID, PALEMBANG — Indonesia adalah salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Tahun 2023 merupakan masa kejayaan nikel karena Indonesia mampu mengekspor nikel turunan hingga 2,2 juta metal ton. 

Hal itu dikatakan Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, pada diskusi kelompok terfokus atau focus group discussion (FGD) terkait profesionalisme akademisi yang diselenggarakan Ikatan Alumni Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya (IATSRI), di Hotel Aston, Palembang, Sabtu (15/2/20245).

“Pada 2023 kita mengontrol 63% total produksi dunia,” ujarnya memberikan gambaran betapa signikannya posisi Indonesia.

Selain itu, Meidy juga mengungkapkan kondisi smelter di Indonesia, yang saat ini ditargetkan 95 pabrik. Smelter pirometalurgi dengan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) yang menghasilkan nickel pig iron (NPI), nikel matte, hingga stainless steel sudah berdiri sebanyak 49 smelter, dengan 226 lines, dan sedang dalam tahap kontruksi sebanyak 36 smelter, dengan 133 lines. Untuk smelter pirometalurgi dengan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) untuk mengolah mixed hydroxide precipitate (MHP), nikel sulfat, sebagai bahan baku baterai, hingga baterai kini sudah beroprasi sebanyak 6 pabrik, ditambah yang tengah berkontruksi sebanyak 4 pabrik.

“Jadi, kalau saya highlight, nanti ada 95 smelter nikel,” jelasnya seraya menambahkan, berdasarkan KBLI 24202, nantinya ada 242 smelter nikel yang akan dibangun. Akan tetapi, rencana tersebut masih belum dapat dipastikan.

Selain Sekum APNI, pada acara tersebut, beberapa tamu undangan yang hadir secara langsung adalah Ir. H. Ahmad Dani Virsal, M.M. (Direktur Utama PT Timah Tbk.), Ir. Resvani, M.B.A. (Perhapi), H. Hendriansyah S.T., M.Si. (Kepala Dinas ESDM Sumsel), Ir. Priyadi Sutarso (APBI), Ir. Wisnu Salman, S.T., IPM, ASEAN Eng., C.E.A (ATBI), Dr.Ir. Raden Sukhyar (Dirjen Minerba 2013-2015 & Ketua Umum Pertamisi), Alan Matano, S.T. (IAGI), dan Tom Malik, M.Eng (perwakilan PT Merdeka Copper Gold).

Di samping itu, hadir pula jajaran Dewan Penasihat IATSRI Pusat, Dewan Penasihat IATSRI Jabodetabek, para Ketua IATSRI regional, dan seluruh ikatan alumni teknik pertambangan dan geologi dari seluruh indonesia.

Rindu Kampung

Dalam kata sambutannya, Ketua IATSRI Jabodetabek, Riko Apriandi, mengungkapkan rindunya pulang ke kota asalnya dan berharap dapat menyambung kembali tali silaturahmi antar-alumni. Silaturahmi itu pula yang mampu memberikan profesionalisme kepada akademisi di sektor pertambangan.

“Harapannya kami dapat memberikan kontribusi kepada Sumatra Selatan, khususnya sektor pertambangan,” ujar Riko.

Edy Sastriawan, yang juga Alumni IATSRI Jabodetabek, menambahkan, dalam sharing profesionalisme bertujuan untuk mencari solusi atas permasalahan di sektor pertambangan. Sehingga, melalui hasil diskusi yang digelar ini bisa menjadi jawaban dan solusi bagi para industri pertambangan.

“Nanti hasil diskusi kita kumpulkan, kemudian kita berikan kepada industri agar menjadi solusi atas tantangan yang selama ini dihadapi,” ujar Edy.

Dalam pada itu, Fauzi Zakaria, alumni lainnya, mengungkapkan, peserta yang hadir acara ini berjumlah kurang lebih cukup banyak dan berbagai angkatan. 

“Untuk peserta sekitar 500 anggota IATSRI yang hadir mulai angkatan 1973 sampai 2025,” tutur Fauzi. (Lili Handayani)