Beranda Desember 2024 Dominasi Nikel di Sektor Smelter dalam Peningkatan Hilirisasi

Dominasi Nikel di Sektor Smelter dalam Peningkatan Hilirisasi

1415
0
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Ketua BKPM Rosan Perkasa Roeslani

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan bahwa dominasi nikel, tembaga, bauksit dan timah mewarnai realisasi investasi dan hilirisasi pada triwulan lll 2024.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Ketua BKPM, Rosan Perkasa Roeslani dalam laporan mengenai perkembangan investasi dan hilirisasi di Indonesia pada triwulan lll tahun 2024.

“Ini adalah hilirisasi yang sudah dilakukan dari smelter, contohnya, memang didominasi oleh nikel, tembaga, bauksit dan timah. Kalau kita lihat dari smelter ini pendapatan mencapai Rp56,68 triliun,” ungkap Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta, ditulis Selasa (10/12/2024).

Rosan optimis, angka­-angka ini akan terus meningkat ke depannya karena banyak perusahaan yang berminat untuk berinvestasi dalam sektor tersebut.

“Dari ekosistem kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik berhasil mencapai Rp0,86 triliun,” bebernya.

“Kita lihat ini akan meningkat ke depannya karena sudah ada beberapa investor yang sedang dalam tahap diskusi dan finalisasi dengan kami. Kami yakin bahwa investasi pada baterai kendaraan listrik akan meningkat cukup signifikan di depannya,” tambahnya.

Total nilai investasi hilirisasi untuk triwulan III 2024 tercatat sebesar Rp91,51 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,25% dibandingkan periode sebelumnya.

Dia menekankan pentingnya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sementara itu, dari catatan Asosisasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) ekspor nikel pengolahan per Januari 2023 – Mei 2024 yaitu, untuk tahun 2023 total sebesar US$9.041.311.225 yang disampaikan oleh Sekretaris Umum (Sekum) APNI, Meidy Katrin Lengkey dalam acara Focus Group Discussion Industry Collaboration Sektor Industri Hilirisasi 2024, di Hotel The Orient, Jakarta, 28 November 2024.

“Sedangkan untuk ekspor nikel hingga Mei tahun 2024, total sebesar US$8.667.784.953,” sebut Meidy dalam pemaparannya tersebut.

Dia menjelaskan, komoditas nikel yang dieskpor pada tahun 2023, antara lain feronikel, nikel matte, nikel oksida sinter dan produk antara lainnya; metalurgi nikel, nikel sulfat, paduan besi kasar; spiegeleisen. Kemudian untuk ekspor komoditas nikel tahun 2024 yaitu feronikel, nikel matte, nikel oksida sinter dan produk antara lainnya metalurgi nikel, nikel sulfat, nikel yang tidak ditempa, tidak dipadukan, dan paduan besi kasar; spiegeleisen.

Dari data Ekspor Produk Derivatif Nikel, untuk ekspor utama dengan negara tujuan periode Januari – Mei 2024 urutan pertama adalah negara China sebesar 7,71%, urutan kedua negara Jepang 0,44%, urutan ketiga negara Belanda 0,16%, urutan keempat negara India 14% dan urutan kelima negara Korea Selatan 0,11%.

“Total nilai ekspor Derivatif Nikel pada periode Januari – Mei 2024 sebesar USD 8,67 miliar, turun sebesar -4,13% YoY,” jelasnya.

Ia menuturkan, untuk ekspor derivatif nikel Indonesia masih didominasi oleh Ferro Nickel (Tariff Post/HS 7202.60.00), yang pada tahun 2023 memiliki pangsa sebesar 68,39% dan pada periode Januari – Mei 2024 memiliki pangsa sebesar 63,34% dari total ekspor Derivatif Nikel Indonesia.

“Pada periode Januari – Mei 2024, negara tujuan ekspor utama adalah China, Jepang, Belanda, India, dan Korea Selatan,” tuturnya.

Meidy mengatakan bahwa manfaat dari industri hulu nikel yang tampak jelas dari realisasi investasi nikel pada tahun 2022 hingga 2023. Pada tahun 2022 realisasi investasi nikel mencapai US$407,67 miliar dan pada tahun 2023 mencapai US$539,62 miliar.

“Realisasi investasi nikel meningkat menjadi 32% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022,” katanya.

Selain itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP & Royalti) tahun 2022 – 2023. Untuk tahun 2022 US$697.630.178,85 dan 2023  sebesar US$872.217.383,70.

“Sehingga PNBP dari nikel meningkat 125% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022,” pungkasnya.

Dengan pencapaian ini, pemerintah berharap dapat menarik lebih banyak investasi, terutama di sektor-sektor strategi yang mendukung transisi energi dan pengembangan teknologi ramah lingkungan. (Shiddiq)