Beranda Berita International Thiess Ekspor Armada Truk Nol-Jam Pertama, Dorong Inovasi dan Keberlanjutan dalam Industri...

Thiess Ekspor Armada Truk Nol-Jam Pertama, Dorong Inovasi dan Keberlanjutan dalam Industri Pertambangan

1581
0
Anggota tim Thiess Rebuild Centre sedang bekerja

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Penyedia layanan pertambangan global, Thiess, mencatat tonggak bersejarah dengan mengekspor armada truk pertama yang telah direkonstruksi ke kondisi nol-jam dari Pulau Batam (Indonesia) ke Perth (Australia). Armada perdana ini terdiri dari lima truk Cat 789 yang telah mengalami rekonstruksi penuh dan merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Thiess untuk memenuhi permintaan armada pengangkutan pertambangan yang terus meningkat.

Thiess Rebuild Centre, yang beroperasi sejak Januari 2024 di Batam, Indonesia, melakukan rekonstruksi menyeluruh pada setiap truk. Dalam proses tersebut, jam operasional setiap truk diatur ulang menjadi nol-jam, sehingga dapat memperpanjang usia layanannya hingga 40.000-60.000 jam ke depan. Rekonstruksi ini mencakup perbaikan seluruh komponen utama serta perbaikan pada rangka dan sistem kelistrikan. Hingga kini, sebanyak 17 truk telah selesai direkonstruksi, dengan enam truk tambahan hampir selesai, dan total 31 truk dijadwalkan selesai sebelum akhir 2024.

Executive Chair dan CEO Thiess Group, Michael Wright, mengatakan, pencapaian ini menegaskan komitmen Thiess terhadap solusi berkelanjutan dan inovasi dalam pertambangan.

“Rekonstruksi truk dan komponen ini tidak hanya memberikan produktivitas yang lebih tinggi bagi mesin, tetapi juga memperkuat efisiensi serta keandalan operasional dengan biaya yang lebih rendah bagi klien kami,” ujar Wright melalui keterangan pers yang diterima nikel.co.id, Rabu (30/10/2024).

“Di dalam pusat ini, kami juga dapat bereksperimen dengan teknologi dekarbonisasi dan bahan bakar alternatif, menciptakan peluang baru yang berpotensi besar bagi masa depan keberlanjutan industri,” sambungnya.

Menurutnya, selain efisiensi teknis, Thiess Rebuild Centre juga berfungsi sebagai pusat inovasi. Salah satu terobosan yang dikembangkan adalah pembuatan kotak pengendali tangga diagonal dari komponen-komponen yang dirakit secara terpisah. Ini merupakan langkah inovatif untuk mengatasi kendala rantai pasokan global yang semakin menantang. Berlokasi dekat Singapura, pusat ini memungkinkan akses strategis bagi operasi Thiess di Asia dan Australia, mempertegas peran Thiess dalam memperkenalkan pertambangan yang lebih berkelanjutan di kawasan tersebut.

Sementara itu, General Manager Thiess Engineering Indonesia, Daryl Albury, mengungkapkan, Thiess juga berfokus pada kontribusi lokal di wilayah Batam. Thiess telah bermitra dengan Politeknik Negeri Batam serta sekolah-sekolah kejuruan lainnya untuk mendukung program pengalaman kerja dan memberikan sponsor bagi pemuda setempat dalam program magang di Pusat Pelatihan Balikpapan.

“Program ini tidak hanya memberikan keterampilan berharga dalam bidang mekanik dan teknik elektro otomotif, tetapi juga membangun tenaga kerja lokal yang kuat dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta inovasi di wilayah ini,” kata Albury.

Dia memaparkan, Thiess Rebuild Centre juga terlibat dalam sejumlah inisiatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Batam. Thiess telah menanam 500 pohon bakau serta mendistribusikan 20 tempat sampah daur ulang yang terbuat dari tong minyak bekas untuk mendukung kebersihan dan kegiatan daur ulang di Batam. Selain itu, Thiess bergabung dalam program pemerintah untuk pengurangan stunting pada bayi, dengan memberikan dukungan nutrisi kepada sepuluh bayi beserta keluarganya di wilayah tersebut.

“Dengan program ini, kami melihat dampak positif bagi kesehatan masyarakat, dengan peningkatan berat dan tinggi badan bayi yang didukung,” paparnya.

Ia juga menyatakan, keberhasilan ekspor armada truk nol-jam ini sekaligus memperkuat komitmen Thiess terhadap praktik pertambangan yang berkelanjutan, dukungan pada komunitas lokal, serta kemajuan teknologi dalam industri.

“Thiess kini berada di garis depan dalam menetapkan standar baru bagi layanan pertambangan berkelanjutan dan manajemen aset yang berbasis pada teknologi serta inovasi berkelanjutan,” ungkapnya. (Shiddiq)