Beranda Pemerintahan Bahlil: Songsong NZE, Indonesia  harus Dorong Penataan Sistem GMP Berorientasi Lingkungan

Bahlil: Songsong NZE, Indonesia  harus Dorong Penataan Sistem GMP Berorientasi Lingkungan

953
0
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ketika membuka Malam Penghargaan GMP Award 2024, Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Dok MNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan, dalam rangka menyongsong Net Zero Emission (NZE) 2060 dan Transisi Energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) maka Indonesia harus mendorong penataan sistem pertambangan yang baik (GMP) berorientasi pada lingkungan.

“Lingkungan yang baik, seperti pasca tambang itu penting, rakyat juga harus diperhatikan. Kita sama-sama jujur, untung besar itu penting tapi rakyat juga harus kita perhatikan. Jangan sampai masyarakat tambang itu susah,” kata Bahlil ketika memberikan arahan dalam Malam Penghargaan Good Mining Practice (GMP) Award 2024 oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, diikuti nikel.co.id, Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/9/2024).

Dia mengingatkan kepada para penambang, agar Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang dikeluarkan Ditjen Minerba Kementerian ESDM memperhatikan pasokan dan permintaan harus seimbang, karena kalau harga minerba sedang bagus tapi pasokan dan permintaan tidak terjaga maka bisa mengakibatkan harga tidak dapat terkendali.  Kalau pasokan terlalu banyak, permintaan menurun maka harga tidak terjangkau dan lingkungan pasti ikut terdampak terutama pada pertambangan besar.

“Ke depan, semua ini yang harus kita tata dengan asas transparansi. Saya juga sudah berdiskusi dengan Dirjen Minerba mengenai HBA (Harga Batu Bara Acuan) untuk penambahan batu bara tapi yang nikel saya pikir aman-aman saja karena harganya bagus,” jelasnya.

Dia menambahkan, untuk RKAB minerba saat ini sudah cukup banyak kuota produksinya sehingga perlu penataan yang baik dan tepat untuk pasokan dan permintaannya agar tidak terjadi perbedaan yang tinggi.

“Mimpi saya ke depan, smelter-smelter yang ada, baik dari Eopa, Korea Selatan, Jepang maupun China, mereka harus mampu berkolaborasi dengan teman-teman yang punya Izin Usaha Pertambangan (IUP). Jangan semuanya dikasih ke mereka karena kalau semuanya dikasih mereka bagaimana teman-teman pengusaha daerah dan nasional bisa hidup dan tumbuh bersama-sama,” tambahnya.

Inilah, menurutnya yang harus di tata dengan baik dan perusahaan pemilik IUP dapat bekerjasama dengan orang-orang yang mempunyai industri akhir. Ia meminta kepada pengusaha tambang nikel, batu bara atau minerba lainnya untuk memperhatikan kaidah-kaidah pertambangan yang baik.

“Saya minta tolong lingkungan dijaga kalau sampai ada yang tidak mentaati lingkungan, saya dengan Dirjen Minerba sedang membuat upaya agar para penambang tertib. Saya tidak ingin menzolimi para pengusaha tapi teman-teman pengusaha tolong ikuti aturan lingkungan yang baik supaya ada keberlangsungan,” pungkasnya. (Shiddiq)