Beranda Berita International Pertemuan INSG akan Digelar di Lisbon, Indonesia akan Bergabung di INSG?

Pertemuan INSG akan Digelar di Lisbon, Indonesia akan Bergabung di INSG?

1353
0
Logo INSG. Dok: Situs INSG

NIKEL.CO.ID, LISBON – Pertemuan International Nickel Study Group (INSG) akan kembali diselenggarakan pada 23 dan 24 September 2024 di markas besar INSG, Lisbon, Portugal. 

Pertemuan ini akan dihadiri oleh perwakilan pemerintah, penasihat industri, dan pengamat yang diundang. INSG, yang didirikan pada Juni 1990, merupakan forum global yang mempertemukan pemerintah dan industri untuk membahas isu-isu bersama dalam industri nikel, termasuk aspek keberlanjutan melalui standar environment, social, governance (ESG).

Pertemuan INSG mendatang akan mengulas berbagai aspek pasar nikel global, termasuk tren dan prospek pasar nikel Indonesia. 

Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah presentasi oleh Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, yang akan membahas tren pasar nikel Indonesia. Selain itu, Direktur Riset dan Statistik Pasar INSG, Ricardo Ferreira, akan memaparkan perkiraan produksi dan penggunaan nikel untuk tahun 2024/2025.

Dengan cadangan nikel yang melimpah, pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi industri nikel melalui pembangunan smelter di berbagai kawasan industri seperti Morowali dan Konawe. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk dan memperkuat perekonomian nasional.

Adapun, kehadiran Indonesia dalam forum seperti INSG dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar nikel global, serta mendorong peningkatan standar ESG dalam operasional pertambangan di Tanah Air. 

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, menyambut baik peluang Indonesia untuk kembali bergabung dengan INSG. 

“Masuknya Indonesia ke dalam INSG bisa meningkatkan standar ESG bagi perusahaan tambang nikel di Indonesia,” kata Rizal Kasli, dikutip dari CNBC, Senin (6/4/2024).

Saat ini, Indonesia diakui sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1,8 juta metrik ton, menyumbang 50% dari total produksi nikel dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri nikel global.

Menurut Mantan Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, sejumlah negara produsen nikel dunia menginginkan Indonesia bergabung kembali dengan INSG. 

“Indonesia pernah menjadi anggota INSG saat pertama kali berdiri pada 1990, namun keluar pada tahun 2006 karena masalah politik terkait Portugal di Timor-Timur. Kini, ada ajakan untuk kembali bergabung,” ujar Irwandy. (Aninda)