Beranda Juli 2024 IBS 2024: Pemerintah Tegaskan Komitmen Hilirisasi dan Dukung Ceria sebagai Produsen Bahan...

IBS 2024: Pemerintah Tegaskan Komitmen Hilirisasi dan Dukung Ceria sebagai Produsen Bahan Baterai EV

1250
0
Corporate Secretary PT Ceria Nugraha Indotama, Imelda Kiagoes. (Dok. Ceria)
Corporate Secretary PT Ceria Nugraha Indotama, Imelda Kiagoes. (Dok. Ceria)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Dalam acara International Battery Summit (IBS) 2024, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, 29-30 Juli 2024, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap kebijakan hilirisasi mineral di dalam negeri.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia dan memperkuat industri baterai dalam negeri.

IBS 2024 juga menyoroti tren positif electric vehicle (EV) secara keseluruhan, yang didukung kebijakan hilirisasi serta roadmap Indonesia untuk menjadi pemain utama industri baterai dan EV global.

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pentingnya industri baterai EV bagi Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya nikel yang melimpah.

“Dengan pangsa pasar yang dominan dalam produksi nikel dan sumber daya mineral lainnya yang signifikan, penting bagi Indonesia untuk membangun industri baterai,” ujar Luhut.

Ia juga menyampaikan bahwa industri baterai EV merupakan bagian integral dari fokus pemerintah dalam hilirisasi sumber daya mineral di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga fokus pada transformasi ekonomi melalui industrialisasi ramah lingkungan dan hilirisasi sumber daya alam.

“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik, sehingga mari berkolaborasi untuk mendukung hilirisasi di Indonesia,” tambahnya.

Senada dengan Luhut, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Moeldoko, menyatakan bahwa percepatan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (EV) telah diatur dalam Inpres No. 7 Tahun 2022. Inpres ini mewajibkan seluruh instansi pemerintah pusat, daerah, serta perusahaan BUMN untuk menggunakan EV.

Kebijakan ini juga didukung Perpres No. 79 Tahun 2023 mengenai percepatan program EV untuk transportasi jalan, termasuk salah satunya pemberian insentif fiskal dan insentif non-fiskal dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Pemerintahan baru pasti akan melanjutkan hilirisasi ini. Presiden terpilih sebelumnya telah menegaskan bahwa program hilirisasi yang dicanangkan Presiden Jokowi sudah tepat dan harus diteruskan. Komitmen ini bahkan tercantum dalam visi dan misinya,” tegas Moeldoko.

Lebih lanjut, ia menegaskan, hilirisasi akan terus dilanjutkan di masa depan untuk perkembangan ekosistem EV di Indonesia. 

“Indonesia mempunyai modal besar untuk menjadi pemain global dalam industri nikel dan bahan baku kendaraan listrik, sehingga hilirisasi industri menjadi kunci dalam ekosistem ini dan kami optimistis kebijakan hilirisasi ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan,” ungkapnya. 

Dia mendukung PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) sebagai perusahaan pertambangan nikel penanaman modal dalam negeri (PMDN) menjadi produsen bahan baterai EV untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. 

“Semoga Ceria dan perusahaan lainnya dalam ekosistem ini menjadi lebih besar dan dapat bersaing di tingkat global,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary PT Ceria Nugraha Indotama, Imelda Kiagoes, mengatakan, partisipasi Ceria dalam IBS 2024 semakin memperkuat posisinya dalam rantai pasokan baterai EV global. 

“IBS 2024 menegaskan posisi Ceria sebagai yang terdepan dalam mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk nikel dalam negeri dan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik ramah lingkungan melalui hilirisasi industri,” imbuhnya.

Imelda juga menjelaskan, Ceria selalu mengedepankan penggunaan energi terbarukan dan konsisten menjalankan good mining practice dalam setiap operasinya. 

“Ceria menerapkan praktik pertambangan yang mengacu pada standar internasional Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) 50 dengan fokus pada lingkungan, sosial, dan keberlanjutan. Kami juga menggunakan teknologi pemrosesan dan pemurnian terbaru, seperti tungku persegi panjang (rectangular furnace) pada smelter rotary kiln electric furnace (RKEF) yang konsumsi energinya rendah dan umur operasional lebih panjang dibandingkan tungku melingkar (circular furnace),” tambahnya.

Dalam pada itu, Prof. Dr. rer.nat. Evvy Kartini, pendiri National Battery Research Institute (NBRI), mengatakan, partisipasi Ceria di IBS 2024 dapat menjadi teladan bagi pelaku industri lainnya. Dia mendukung Ceria untuk menjadi pemain kunci dalam hilirisasi mineral di Indonesia. 

“Saya pikir kita harus mendorong Ceria untuk menjadi perusahaan besar di industri nikel yang benar-benar mampu menghasilkan produk akhir. Ceria sedang membangun industri yang dimulai dari RKEF untuk feronikel dan memiliki roadmap hingga ke industri baterai,” tuturnya.

IBS 2024 mengusung tema “The Future Battery Technology from Upstream to Downstream for Accelerating Clean Energy Transition.” Lebih dari 50 pembicara terkemuka berbagi pengetahuan kepada 300 peserta dari 20 negara. Konferensi ini membahas kondisi terkini industri baterai dan EV global yang melibatkan perumus kebijakan, badan regulasi kementerian, lembaga standardisasi, pelaku industri, dan lain-lain. (Lili Handayani)