
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Ketum APNI), Komjen Pol. (Purn) Drs. Nanan Soekarna, mengatakan, asosiasi penambang dari hulu hingga hilir dan pemerintah mempunyai langkah bersama yang solutif, empati, dan simpati, serta tidak gaduh dan tidak konspirasi.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Gala Dinner & Gathering APNI 7th Anniversary di Hotel Le Meridien, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Maret 2024.
“Saya ingin mengajak bersama-sama agar kita punya komitmen bersama terhadap isu-isu yang ada, melupakan semua kepentingan, sebagai musketeer, kita bisa sama-sama tetap non konspiratif. Walaupun sekarang tetap konspiratif semua, tetapi tetap saya mengajak semua. Pada malam ulang tahun APNI ini, mari sama-sama kita bersatu kembali, solid, dan bersinergi, tetapi tetap non konspiratif,” kata Nanan dalam pidato sambutannya dengan nada optimistis.
Menurutnya, kalau semua asosiasi, pengusaha tambang, dan pemerintah yakin dan berkomitmen dengan mendahulukan rasa simpati, empati, dan solutif, maka pasti bisa.
“Saya mengajak, terus terang karena saya ingin mempertanggungjawabkan jabatan sebagai ketua ini (APNI), bersama-sama kita mendapat pahala, aman di dunia dan aman di akhirat,” ujarnya.
Mengenai permasalahan hukum, Wakapolri Periode 2011-2013 ini, menjelaskan APNI bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempunyai komitmen bersama untuk menyelesaikannya dengan solusi yang terbaik dan tidak membuat kegaduhan dengan penangkapan.
Dari 300 lebih pengusaha tambang nikel di Indonesia, baru 60 pengusaha tambang nikel yang masuk menjadi anggota APNI yang diharapkan semuanya adalah pengusaha yang baik dan benar.
“Jadi, Bapak Ibu sekalian mohon berkenan untuk bisa evaluasi kami dengan memberikan teguran, masukan, dan saran, agar kami sama-sama mewujudkan tadi, kita sama-sama untuk bersatu, solid, sinergi, dan non konspiratif,” jelasnya di hadapan para tamu undangan yang begitu antusias.
Acara berlangsung penuh gembira dan antusias dengan seremoni peniupan lilin kue ulang tahun dan pemotongan nasi tumpeng oleh Ketua Umum APNI bersama Sekretaris Umum (Sekum) APNI, Meidy Katrin Lengkey. Dengan memberikan potongan pertama nasi tumpeng kepada Chief Executive Officer (CEO) PT Indonesia Morowali Industrial Park, yang juga Ketum Forum Industri Nikel Indonesia (FINI), Alexander Barus.
Nanan menyampaikan, motto pada HUT ke-7 APNI ini, yakni Indonesia bersatu solid non konspiratif. Seusai pemotongan nasi tumpeng, diikuti dengan acara gala dinner atau makan malam bersama pengurus APNI dan seluruh tamu undangan yang hadir dari berbagai asosiasi dan pengusaha tambang. Diperkirakan tamu undangan yang hadir mencapai 500 orang.
Dalam pada itu, Direktur Pembinaan Program Minerba Ditjen Minerba KESDM, Dr. Julian Ambassadur Shiddiq, S.T., M.T., menyampaikan ucapan selamat hari ulang tahun ketujuh APNI.
“Selamat ulang tahun yang ketujuh untuk APNI. Semoga sukses, berjaya, dan tetap memberikan kontribusi kepada Indonesia dengan nikelnya. Terima kasih,” kata Julian yang mewakili Plt. Dirjen Minerba Kementerian ESDM yang berhalangan hadir.
Di sela-sela acara, Sekum APNI, Meidy Katrin Lengkey, menyampaikan ajakan kepada para tamu undangan untuk bertanya kepada Julian.
“Ada pertanyaan untuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya (RKAB) di sini tidak? Ada orangnya di sini, langsung saja kita tanya, kenapa belum keluar RKAB-nya” kata Meidy dengan penuh semangat.
Dia juga mengucapkan apresiasinya kepada Direktur Pembinaan Program Minerba Ditjen Minerba Kementerian ESDM. “Terima kasih banyak Bapak Julian Ambassadur Shiddiq, nanti kita bertemu lagi,” pungkasnya.
Perayaan HUT ke-7 APNI ini adalah momentum kilas balik perjalanan panjang APNI yang berdiri pada 6 Maret 2017 lalu dalam mendorong perkembangan industri pertambangan nikel di Indonesia.
Organisasi nirlaba pertambangan nikel ini telah aktif berkiprah memperjuangkan nasib dan hak-hak para pelaku usaha pertambangan, bangsa dan negara. APNI telah menorehkan berbagai prestasi berupa sumbangsih pemikiran, gagasan dan kegiatan-kegiatan nasional maupun internasional.
APNI dibentuk oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM pada 6 Januari 2017 dan dilantik kepengurusan formatur oleh Direktur Pembinaan Mineral, Bambang Susigit, pada 6 Maret 2017 bertempat di Gedung C, Minerba Kementerian ESDM, Tebet, Jakarta Selatan.
Di antara berbagai capaian dan keberhasilan APNI antara lain, mendorong Harga Patokan Mineral (HPM) yang dijadikan kebijakan pemerintah melalui Kementerian ESDM dan ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2020.
Selain itu, mendorong Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 3 Tahun yang dijadikan kebijakan oleh Kementerian ESDM perihal tata cara penyusunan, penyampaian, dan persetujuan RKAB sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba), yaitu Permen ESDM No. 10 Tahun 2023.
Dalam Permen ESDM No. 10 Tahun 2023 tersebut perubahan masa eksplorasi dan operasi tercantum dalam pasal 3 ayat 1, khusus untuk RKAB tahap kegiatan ekplorasi berlaku selama satu tahun. Untuk RKAB tahap kegiatan operasi produksi berupa rencana kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara selama 3 tahun. Pada Permen sebelumnya untuk RKAB tahapan kegiatan eksplorasi dan operasi produksi hanya berjangka waktu satu tahun.
Selanjutnya, APNI mencetuskan dan membuat wadah untuk patokan penjualan bijih nikel dalam negeri, yaitu Indonesia Nickel Price Index (INPI) yang diluncurkan pada Desember 2023. Peluncuran acuan harga bijih nikel dalam negeri Indonesia (INPI) ini merupakan kerja sama APNI dan Shanghai Metals Market (SMM) yang telah resmi ditandatangani pada ASEAN Ni-Cr-Mn- Stainless Steel Industry Chain Summit 2023 Bali, Selasa, 28 November 2023.
Memperingati HUT ke-7 tersebut, APNI mengundang berbagai jajaran pelaku atau praktisi industri tambang nikel di Tanah Air, serta jajaran dari kementerian terkait.
Selain itu, pemutaran video sejarah APNI dan Tarian Nusantara & Violin Performance serta gala dinner dengan iringan band & violin.
Kemudian, penyerahan sertifikat Dewan Penasihat APNI 2024 – 2027 kepada Dr. H. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A, Hermawan Kartajaya, dan Ary Ginanjar Agustian. (Shiddiq)