NIKEL.CO.ID, JAKARTA–Berdasarkan rilis Indonesia Nickel Price Index (INPI) yang dikeluarkan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), harga nikel Februari 2024 menyusut sebesar US$16.151,00/dry metrik ton (dmt) dibandingkan Januari 2023 yaitu US$16.368,88/dmt. Penyusutan ini mencapai US$217,88/dmt.
Pada 26 Februari, APNI mengeluarkan rilis INPI untuk komoditas nikel ore dengan transaksi CIF. Kandungan 1,2% dengan transaksi CIF berada di kisaran US$20,4–US$22,4/dmt atau stagnan dari 19 Februari 2024.
Nickel ore dengan transaksi CIF kandungan 1,6% berada di kisaran US$32,6–US$36.6/dmt atau stagnan dari 19 Februari 2024. Nickel Pig Iron (NPI) dengan transaksi FOB berada pada kisaran US$113,1–US$113,1/dmt atau naik US$0,5/dmt dari 19 Februari 2024.
Berdasarkan data dari Trading Economics pada Selasa (27/2/24), harga nikel di pasar global terpantau US$16.930,75/ton dari sebelumnya US$17.271,50/ton pada Senin (26/2/2024).
Harga nikel naik US$555.75/ton atau 3.39% sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan kontrak untuk perbedaan (CFD) yang melacak pasar patokan untuk komoditas ini. Secara historis, Nikel mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$54.050/ton pada Mei 2007.
Peluncuran acuan harga bijih nikel dalam negeri Indonesia (INPI) ini merupakan kerja sama antara APNI dan SMM yang telah resmi ditandatangani pada ASEAN Ni-Cr-Mn- Stainless Steel Industry Chain Summit 2023 Bali pada Selasa, (28/11/2023).
Penandatanganan itu dilakukan oleh Ketua Umum APNI, Komjen Pol (Purn.), Nanan Soekarna, didampingi oleh Sekum APNI, Meidy Katrin Lengkey, dengan CEO SMM Adam Fan di Discovery Kartika Plaza Hotel, Badung, Bali. (Aninda)