NIKEL.CO.ID, BALI – McKinsey & Company, Dr Yanto, mengatakan, permintaan stainless steel diperkirakan akan meningkat pada tahun 2022 – 2023. Hal ini berdasarkan adanya pertumbuhan permintaan stainless steel di negara China dan India.
“Permintaan stainless steel global diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,6% p.a pada tahun 2022 hingga 2023, didukung oleh pertumbuhan Tiongkok dan India,” kata Yanto dalam pemaparannya di hari kedua acara ASEAN Ni-Cr-Mn Stainless Steel Industry Chain Summit 2023
Menurutnya, baru nanti di pada tahun 2030 kedepan diperkirakan pertumbuhan permintaan pasar China terhadap stainless steel akan melambat menjadi 5-6% per tahun yang disebabkan oleh pertumbuhan yang lebih lambat di seluruh penggunaan akhir.
“China menyelesaikan permintaan stainless steel berdasarkan penggunaan akhir. Kunci dari naik turunnya permintaan stainless steel di China. Permintaan stainless steel jadi di Tiongkok, China akan mengalami perlambatan di semua segmen, terutama di bidang konstruksi, barang konsumsi dan layanan kesehatan, dan aplikasi industri (tahun 2030)” ujarnya.
Dia menjelaskan, akan ada peningkatan permintaan secara perlahan (moderat) di tahun 2023 hingga 2024. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor pembangunan real estat dan otomotif untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi nasional China.
“Namun, penurunan fundamental dalam jangka panjang masih terjadi karena perekonomian sedang bertransisi menuju jalur pembangunan yang tidak terlalu intensif menggunakan baja, ditambah dengan populasi yang menua (berkurangnya kemampuan ekonomi),” jelasnya.
Sementara di India, Yanto menilai, akan mengalami peningkatan permintaan dua kali lipat kurang dari 2,6 juta ton di tahun 2020 meningkat menjadi 5,8 juta ton di tahun 2030 setelah pulih dari Covid-19.
“Pertumbuhan permintaan stainless steel jadi di India berada pada jalur yang meningkat, didukung oleh pertumbuhan di sektor barang konsumsi, industrialisasi, dan sektor otomotif,” imbuhnya.
Dia juga menegaskan, peningkatan terhadap stainless steel akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya standar gaya hidup masyarakat dunia. Sehingga menyebabkan tingginya tingkat konsumsi terhadap peralatan rumah tangga dan gadget pintar seperti, handphone, smartphone, laptop dengan kualitas tinggi.
“Penjualan ekspor dipengaruhi oleh perlambatan global, namun peningkatan secara keseluruhan diharapkan berasal dari belanja infrastruktur di kawasan industri dan jalur kereta api. Selain itu, pertumbuhan proyek energi terbarukan, seperti tenaga angin dan surya, juga akan berkontribusi terhadap permintaan (stainless steel) tersebut,” tegasnya. (Shiddiq)