NIKEL.CO.ID, 14 JUNI 2023 – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan mendorong pertumbuhan populasi Kendaraan Listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia hingga mencapai sepuluh persen lebih pada tahun 2030.
Hal itu disampaikan Luhut B. Pandjaitan dalam pidato sambutan acara Launching: Battery Asset Management Service Indonesia Battery Corporation, di Kemenko Marves, di Jakarta.
“Saya kira EV ini akan kita dorong terus populasi 10% 2030. Syukur – syukur kita bisa lampaui, tapi saya yakin kalau sekali lagi kita sama-sama tidak ada yang bisa menghambat kita,” kata Luhut dalam acara tersebut baru-baru ini.
Menurutnya, dalam acara ini akan dilakukan kerja sama antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium dalam pengembangan baterai aset manajemen services di Indonesia.
“Ini adalah karya kolaborasi dari BUMN Indonesia bersama BUMN Tiongkok, sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih awal,” jelasnya.
Indonesia telah memulai berbagai program elektrifikasi kendaraan dan pemerintah juga telah meluncurkan program bantuan untuk masyarakat yang bertujuan mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Dalam melihat kendaraan listrik tidak hanya mobilnya saja, tapi ada rangkaiannya hingga kendaraan bus listrik. PLN merupakan rangkaian di dalamnya yang menyediakan investasi listrik untuk industri, seperti pabrik alumunium di Jawa Tengah yang membutuhkan listrik sebesar 4 Gigawatt.
PLN juga akan membangun 2,5 GW per tahun untuk renewable energy. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk ekosistem yang lebih luas, PLN berencana akan membangun Pembangkit Listrik Hydro Power, Geothermal dan lainnya.
Indonesia saat ini memiliki potensi listrik clean energy sebesar 437GW, sehingga ada kelebihan energi sebesar 5,2GW. Jadi pembangunan Pembangkit Listrik Geothermal, Hydrothermal membutuhkan waktu sekitar tiga tahun dan tujuh tahun.
Untuk proyek ekosistem kendaraan listrik yang berkesinambungan ini tidak bisa diselesaikan dalam satu periode presiden saja. Proyek ini adalah jangka panjang sehingga semua pihak harus kompak untuk melaksanakan.
Luhut juga menuturkan, untuk kedepan kendaraan berbahan fosil akan dikurangi dengan berbagai peraturan. Hal ini untuk mempercepat net zero emission sehingga kualitas udara Jakarta akan semakin baik dengan penambahan populasi kendaraan listrik.
Selain itu, menurut dia, masyarakat masih khawatir terhadap masih sedikitnya penyediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penggantian Baterai Listrik Umum (SPBKLU) ketika menempuh jarak tertentu kehabisan daya listrik. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk memperbanyak SPKLU dan SPBKLU diberbagai wilayah dan lokasi.
“Itu saya kira akan mengurangi (kekhawatiran masyarakat). Jadi ada swab stasiun, ada charging stasiun. Dua hal ini yang didirikan oleh IBC bekerja sama dengan PLN,” ujarnya.
Luhut juga menuturkan, kerja sama BUMN Indonesia dengan BUMN Tiongkok dalam penyediaan kendaraan listrik dapat mempercepat tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik yang lebih baik lagi.
Sehingga terciptanya ekosistem yang baik dan memberikan dampak adanya pertumbuhan investasi dan supply chain kendaraan listrik dengan volume kendaraan listrik yang visible.
“Investor akan melihat investasi di Indonesia sebagai suatu yang menjanjikan. Investasi ini juga harus mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan bahan baku lokal,” tuturnya.
Luhut berharap, untuk IBC, PLN dan perusahaan motor listrik seperti Gesit, Alva, Volta, United, Viar, dan lainnya yang telah menjadi bagian platform ekosistem bersama IBC untuk bersama-sama mengembangkan standardisasi kendaraan listrik roda dua berbasis baterai di Indonesia.
Dia juga mengajak kepada masyarakat, untuk bekerja secara teamwork dan berani mengakui kekurangan dan tidak perlu malu mengakuinya untuk menjadi lebih baik dari orang lain.
“Terkadang saya melihat seperti orang yang malu. Kenapa kita malu kalau kita kurang kita belajar yang penting kita tak terhenti disitu,” harapannya.
Luhut juga memaparkan, PT PLN Persero Tbk, beberapa waktu lalu banyak mengeluarkan anggaran sebesar Rp47 triliun untuk mencukupi 5,2 Giga Watt (GW) kebutuhan listrik dan memberikan biaya subsidi listrik. Namun kedepannya, saat ini pendapatan (revenue) PLN mencapai Rp440 triliun ditambah dengan penghematan Rp47 triliun menjadi Rp487 triliun.
“Jadi negara ini, kita sama-sama atur biar sama-sama lebih efisien. Itu yang penting, untuk kemajuan,” paparnya.
Dia mengungkapkan, pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau motor listrik tidak bisa selesai dalam satu periode presiden. Namun yang terpenting, koridor yang telah terbangun ini harus dipelihara bersama.
“Jangan mimpi terus, lakukan perubahan sana, perubahan sini. Apa yang sudah ada, tadi downstreaming (hilir) industry ada, mengenai dana desa ada, decarbonisasi ada, mengenai connectivity ada. Itu yang kita kembangkan terus karena sebenarnya esensinya ada di sana,” ungkapnya.
Ia menilai, sebagai negarawan yang memiliki hati yang lapang pasti mengakui kesuksesan pembangunan ekosistem EV. Apalagi bila dilihat pencapaian selama delapan tahun ini adalah hal yang luar biasa.
“Saya titip kepada anda semua, management yang masih lebih muda dari saya. Jangan pernah ragu-ragu dan katakanlah yang benar kalau itu benar dan katakan yang salah kalau itu salah,” pungkasnya. (Shiddiq)